Tangani Kebakaran Tanpa Korban, Relawan Diminta Perhatikan SOP

Kepala Disdamkar Kota Samarinda, Hendra AH dan Ketua ITS-TRC Samarinda, Joko Iswanto

UpdateIKN.com, Samarinda – Keberadaan relawan pemadam kebakaran di Kota Samarinda jumlahnya sangat banyak dan mereka tergabung dalam kelompok-kelompok di masyarakat. Dengan jiwa sosialnya yang tinggi, relawan menjadi salah satu garda terdepan upaya penanganan dan pencegahan kebakaran.

Namun demikian, tak sedikit dari relawan pemadam kebakaran yang mengalami kondisi membahayakan keselamatan mereka sendiri saat di lokasi kebakaran. Seperti beberapa kejadian relawan mengalami sesak nafas hingga meninggal dunia saat membantu memadamkan kebakaran di satu tempat.

Seperti kebakaran yang terjadi di Jalan Wijaya Kesuma RT 17, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu pada Selasa kemarin (19/3/2024). Empat orang relawan dilaporkan mengalami sesak nafas saat membantu pemadaman api yang menghanguskan dua rumah warga dan gedung sekolah SMP Negeri 5 Samarinda.

Ketua ITS-TRC Samarinda, Joko Iswanto mengatakan, setiap penanganan kebakaran, khususnya yang terjadi di Kota Samarinda, baik itu terjadi di wilayah pemukiman ataupun kebakaran lahan, ada saja relawan yang mengalami sesak nafas. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena relawan kelelahan dan banyak menghirup asap kebakaran.

“Iya benar, ini bisa terjadi saat relawan ini membantu memadamkan kebakaran, entah itu kebakaran yang terjadi di pemukiman ataupun kebakaran lahan. Biasanya ini terjadi karena kondisi tubuh yang lelah, atau karena banyaknya menghirup asap. Kondisi ini memang sering kali membahayakan,” ucapnya, pada UpdateIKN.com.

Kepada seluruh relawan Kota Samarinda, Joko Iswanto mengingatkan untuk lebih memperhatikan banyak hal dalam setiap penanganan dan pertolongan kebakaran.

“Pastikan posisi relawan saat menangani kebakaran membelakangi arah angin, gunakan masker jika terlalu banyak asap, pastikan jarak aman saat melakukan penyemprotan,” pesannya.

“Kemudian yang tak kalah penting adalah, tidak memaksakan diri jika kondisi membahayakan, mintalah bantuan medis jika kondisi fisik menurun,” sambung Joko Iswanto.

Dia mengingatkan kepada seluruh relawan untuk selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan diri saat melaksanakan tugasnya.

“Keselamatan dan keamanan diri menjadi hal utama sebelum melakukan pertolongan. Semoga relawan selalu dalam lindungan Allah dalam tugasnya,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda, Hendra AH turut memberikan apresiasi kepada seluruh relawan pemadam kebakaran Kota Samarinda yang dinilai sangat banyak membantu dan berperan nyata dalam peristiwa kebakaran.

Namun demikian, dalam hal penanganan kebakaran, Hendra AH juga meminta kepada seluruh relawan untuk dapat memperhatikan SOP penanganan kebakaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Terkadang memang ada relawan yang lepas dari SOP, karena mungkin mereka ingin segera atau seperti apa, karena memang jiwa sosialnya yang tinggi. Seperti, kadang mereka mereka mendekati titik api yang notabene masih berasap,mereka kadang maju di depan, sementara mereka tidak menggunakan tabung oksigen. Padahal, untuk penanganan ke titik api itu harus pakai tabung oksigen. Itu masalahnya,” ungkapnya.

Dikatakan Hendra AH, penanganan kebakaran tidaklah mudah dan harus dilakukan secara hati-hati.

“Jadi, tidak mudah mematikan api. Itu kalau penuh asap, jadinya sesak nafas, karena oksigen habis terkena karbon monoksida,” ujarnya.

Kepada seluruh relawan Kota Samarinda, Hendra AH mengimbau untuk selalu memperhatikan SOP dalam penanganan kebakaran. Mengingat resiko yang ditimbulkan sangat besar, karena bisa saja kehilangan nyawa jika tidak dilaksanakan dengan baik.

“Imbauan saya, untuk para relawan yang sudah berjibaku, agar perhatikanlah SOP. Jangan sampai kita istilahnya menolong, tapi kita yang ditolong. Itu kata kuncinya,” pesannya.

“Kalau ada asap, jangan mendekat, karena resiko bisa membawa pingsan, bahkan bisa mengakibatkan kematian kalau menghirup sangat banyak,” tutupnya. (End/Par)

Iklan