Peran Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim) kian sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah derasnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebagai garda terdepan pengendalian inflasi, memperkuat sistem pembayaran digital, dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, BI Kaltim menunjukkan komitmen nyata untuk mendukung transformasi ekonomi Kalimantan Timur dan Indonesia secara keseluruhan.

Dalam berbagai forum resmi dan kegiatan publik, BI Kaltim konsisten menegaskan bahwa kestabilan harga merupakan fondasi utama dalam mendukung keberhasilan pembangunan IKN. Melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), lembaga ini aktif menelusuri faktor-faktor pendorong inflasi dan memberikan solusi berbasis data. Hal ini terbukti dari inflasi Kalimantan Timur yang berhasil dikendalikan dalam kisaran target nasional, meski tekanan harga dari sisi pangan dan energi sempat meningkat di awal tahun.

Transformasi Digital Jadi Prioritas

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, BI Kaltim juga menjadi motor penggerak dalam adopsi transaksi non-tunai melalui perluasan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Menurut Kepala Perwakilan BI Kaltim, penggunaan QRIS terus meningkat terutama di sektor UMKM, pasar tradisional, hingga layanan publik. Digitalisasi sistem pembayaran ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga membuka peluang inklusi keuangan yang lebih luas bagi masyarakat Kalimantan Timur.

Upaya ini sejalan dengan agenda nasional Bank Indonesia yang mendorong sistem pembayaran yang aman, efisien, dan andal. Di wilayah Kalimantan Timur, BI Kaltim bekerja sama dengan pemerintah daerah, perbankan, serta pelaku usaha untuk memperluas literasi digital masyarakat. Harapannya, digitalisasi ekonomi dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Mendukung UMKM dan Ketahanan Pangan

Bank Indonesia Kalimantan Timur juga turut memperkuat sektor riil melalui program pengembangan UMKM dan ketahanan pangan. Melalui program Capacity Building, BI Kaltim melatih para pelaku UMKM agar lebih kompetitif, adaptif terhadap perubahan pasar, serta mampu menembus pasar digital dan ekspor.

Salah satu bentuk dukungan nyata BI Kaltim adalah mengembangkan klaster pangan berbasis komoditas unggulan seperti cabai, bawang merah, dan ayam ras. Dengan pendekatan hulu ke hilir, BI turut mengintervensi penyediaan benih unggul, peningkatan kualitas produksi, hingga memfasilitasi kerja sama kemitraan antara petani dan pelaku industri pangan.

Inisiatif ini tak hanya mendongkrak produktivitas, namun juga berkontribusi terhadap kestabilan pasokan dan harga bahan pokok, yang secara langsung berimbas pada pengendalian inflasi daerah.

Peran Strategis BI Kaltim dalam Pembangunan IKN

Tak bisa dipungkiri, pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur membawa peluang sekaligus tantangan besar. BI Kaltim memegang peran strategis dalam memastikan kesiapan ekonomi daerah menghadapi transformasi tersebut. Mulai dari penguatan infrastruktur ekonomi, edukasi keuangan, hingga menjaga integrasi sektor keuangan, semuanya menjadi bagian dari kerja besar BI Kaltim.

Dalam kerangka pembangunan IKN, BI Kaltim juga aktif dalam riset dan diseminasi informasi ekonomi regional. Laporan Kinerja Perekonomian Daerah (LKPD) yang rutin diterbitkan menjadi acuan penting bagi pemangku kebijakan dalam menyusun strategi pembangunan berbasis data.

Selain itu, BI Kaltim menjalin sinergi dengan berbagai stakeholder seperti OJK, Pemprov Kaltim, dan pelaku usaha untuk membangun sistem keuangan yang inklusif dan adaptif terhadap perubahan global. Ini termasuk memperkuat ketahanan sektor keuangan lokal terhadap dampak eksternal seperti volatilitas harga komoditas dan fluktuasi nilai tukar.

Menatap Masa Depan: Ekonomi Hijau dan Keuangan Berkelanjutan

Menjawab tantangan era baru, BI Kaltim juga mulai merambah ke arah ekonomi hijau dan keuangan berkelanjutan. Dalam beberapa forum diskusi, BI mendorong pelaku industri dan lembaga keuangan untuk mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam aktivitas usahanya. Kalimantan Timur yang kaya akan sumber daya alam perlu mengarah pada pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga kelestarian lingkungan.

Langkah ini sangat penting mengingat IKN dirancang sebagai kota hijau dan pintar (smart and green city). Oleh karena itu, BI Kaltim mendukung lahirnya ekosistem keuangan yang mendorong investasi hijau, mulai dari energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, hingga proyek-proyek berbasis komunitas.

Penutup

BI Kaltim bukan sekadar penjaga nilai tukar dan pengendali inflasi. Lembaga ini telah menjelma menjadi motor penggerak transformasi ekonomi daerah, khususnya dalam menyambut era baru IKN Nusantara. Dukungan terhadap digitalisasi, penguatan sektor riil, pengendalian inflasi, hingga pengembangan keuangan hijau menunjukkan bahwa BI Kaltim   berada di garda depan perubahan.

Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Kalimantan Timur bukan hanya siap menyambut IKN, tetapi juga menjadi model pembangunan ekonomi daerah yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.

Iklan