UpdateIKN.com, Samarinda – Pelaksanaan Operasi Ketupat Mahakam 2025 yang digelar selama 14 hari, sejak 26 Maret sampai 8 April 2025 oleh Polda Kalimantan Timur mencatat fakta mengkhawatirkan. Jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Dari data yang dihimpun Direktorat Lalu Lintas Polda Kaltim, terdapat 19 kasus kecelakaan sepanjang operasi berlangsung, meningkat dari 16 kasus di tahun 2024. Kenaikan ini turut berdampak pada jumlah korban jiwa yang melonjak hingga 133 persen, dari 3 orang menjadi 7 orang pada tahun ini.
Kabagbinopsnal Ditlantas Polda Kaltim, AKBP Feby Febriyana, menyampaikan bahwa sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pengemudi, mulai dari mengabaikan rambu lalu lintas hingga mengemudi tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Dominasi kendaraan roda dua masih tinggi. Penggunaan motor sebagai moda utama membuat risiko kecelakaan semakin besar, apalagi bila tidak dibarengi dengan kepatuhan terhadap aturan,” jelas AKBP Feby dalam evaluasi operasi yang digelar pada Senin (14/4/2025).
Tak hanya mencatat angka kecelakaan, pihak kepolisian juga aktif menindak pelanggaran lalu lintas. Sebanyak 6.283 teguran diberikan kepada pelanggar, dan 396 pengendara dikenai sanksi tilang. Jenis pelanggaran yang paling sering ditemukan meliputi tidak mengenakan helm, melawan arus, hingga mengemudi ugal-ugalan.
Polda Kaltim menekankan bahwa keselamatan berkendara harus menjadi tanggung jawab bersama. Operasi semacam ini bukan hanya bertujuan menegakkan hukum, tetapi juga membangun kesadaran publik akan pentingnya menjaga diri dan orang lain di jalan raya.
“Jangan hanya tertib saat ada operasi. Budaya disiplin harus tumbuh dari kesadaran pribadi. Kepatuhan terhadap aturan lalu lintas adalah bentuk kepedulian terhadap nyawa sendiri,” tegas AKBP Feby.
Ke depan, Polda Kaltim berharap adanya kolaborasi yang lebih erat antara masyarakat dan aparat dalam menciptakan lalu lintas yang aman dan tertib. Dengan begitu, jumlah kecelakaan bisa ditekan dan keselamatan di jalan dapat benar-benar terwujud di Kalimantan Timur. (Ramadhani/Par)