Strategi Media Hadapi Disrupsi Digital, Kode Etik dan AI Jadi Pilar Utama

Wakil Pemimpin Redaksi Katadata, Hatim Varabi menjadi narasumber dalam kegiatan Capacity Building Wartawan Ekonomi Bank Indonesia Kaltim

UpdateIKN.com, Lombok –   Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat memaksa industri media untuk terus beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan.

Dalam kegiatan Capacity Building Wartawan Ekonomi Bank Indonesia Kaltim yang berlangsung di Pulau Lombok, Rabu (4/12/2024), Wakil Pemimpin Redaksi Katadata, Hatim Varabi, membahas tantangan dan strategi media dalam menghadapi era disrupsi digital.

Pada kesempatan tersebut, Hatim menggarisbawahi, bahwa media arus utama memiliki tiga nilai utama yaitu independensi, verifikasi, dan penyampaian informasi yang bermakna (voice bukan noise).

“Tantangan saat ini bukan lagi persaingan antar media, tetapi dengan media sosial yang mampu mendistribusikan informasi secara cepat tanpa batas ruang dan waktu,” terangnya.

Hatim mengatakan, media sosial telah mengubah perilaku konsumen. Informasi kini tidak lagi dimonopoli oleh media arus utama, melainkan tersebar melalui blog, jejaring sosial, dan agregator berita. Namun, media arus utama tetap memiliki keunggulan dalam menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.

“Selama kita tetap memegang teguh kode etik, media tidak akan mati,” sebutnya.

Di tengah perubahan ini, inovasi menjadi keharusan. Media cetak dapat tetap relevan dengan membuat agenda setting untuk berita-berita utama, sementara media online harus memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong konten viral. Teknologi kecerdasan buatan (AI) juga menjadi sorotan, karena dapat mempercepat proses pengumpulan berita dan analisis data.

Sejumlah media nasional sudah mulai memanfaatkan AI dalam proses pemberitaan mereka. Namun, Hatim mengingatkan, teknologi tidak boleh menggantikan esensi jurnalisme, yaitu penyampaian berita yang kredibel dan berdasarkan verifikasi.

Dikatakannya, bisnis media kini mengarah pada model multi-platform dan multi-segmen, dengan fokus pada digital ecosystem oriented. Sinergi antara newsroom dan berbagai saluran distribusi menjadi kunci keberhasilan. Kreativitas juga menjadi tuntutan agar media dapat bersaing di era digital.

“Media yang kreatif dan inovatif akan mampu bertahan, baik itu cetak, online, maupun elektronik. Tetapi fondasi utamanya tetaplah kode etik jurnalistik,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim, Iwan Kurniawan, mengatakan, Bank Indonesia juga telah mengembangkan AI untuk mempermudah pengambilan keputusan, seperti dalam penentuan nilai tukar.

“Teknologi AI sebenarnya bisa menjadi alat yang membantu untuk menyajikan informasi secara cepat dan akurat, bukan ancaman. Bahkan Bank Indonesia.mengembangkan AI untuk mempermudah pegawai melakukan kerjanya, seperti assessment dan sebagainya” ujarnya. (End)

Iklan