UpdateIKN.com, Paser –   Peningkatan jumlah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Paser menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser.

Berdasarkan data, jumlah ODGJ di Kabupaten Paser tercatat sebanyak 319 orang pada 2023 dan meningkat menjadi 353 orang per November 2024. Tren ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan jiwa.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser, Romif Erwinadi, mengatakan, kondisi ini membutuhkan sinergi yang kuat di berbagai bidang.

“Hal itu harus menjadi perhatian serius, terutama bagaimana meningkatkan peran dan campur tangan kita semua lintas sektor terkait. Kita perlu sinergi dan kolaborasi melalui program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan,” katanya.

Masalah kesehatan jiwa bukan hanya persoalan medis, melainkan juga dipengaruhi berbagai faktor seperti stres, depresi, masalah ekonomi, konflik keluarga, pengangguran, hingga permasalahan putus cinta. Menurut Romif, kondisi ini memerlukan pendekatan yang holistik dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya.

Pemkab Paser telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka peningkatan ODGJ. Salah satunya adalah dengan menggelar rapat koordinasi lintas sektor untuk memperkuat perencanaan program kesehatan jiwa.

“Kami berpesan agar dalam menyusun program kerja betul-betul memperhatikan asas kepentingan masyarakat sehingga optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Hingga saat ini, Kabupaten Paser menjadi salah satu dari dua kabupaten di Kalimantan Timur, selain Kabupaten Kutai Timur, yang memiliki tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat. Hal ini membuktikan komitmen Pemkab Paser dalam menangani permasalahan kesehatan jiwa secara serius.

Sebagai langkah nyata, bantuan operasional telah diberikan kepada desa, kecamatan, hingga pihak TNI dan Polri untuk mendukung program kesehatan masyarakat. Dengan pendekatan terpadu ini, Pemkab Paser berharap dapat tidak hanya menekan angka ODGJ, tetapi juga memberikan harapan kesembuhan bagi penderita masalah kesehatan jiwa.

“Kami berharap hasil pertemuan ini dapat menghasilkan aksi nyata terhadap program-program kesehatan jiwa masyarakat termasuk langkah nyata menekan angka ODGJ,” tutup Romif. (*/Par)

Iklan