UpdateIKN.com, Samarinda – Stabilitas keuangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Januari 2025 menunjukkan tren positif, didukung oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tetap kuat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Budi Widihartanto, mengatakan, pertumbuhan ini menegaskan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha terhadap sistem perbankan di Benua Etam.
“Penyaluran kredit di Kaltim tumbuh sebesar 1,87 persen secara tahunan (yoy), dengan tingkat risiko kredit yang tetap terjaga rendah. Ini mencerminkan kondisi perbankan yang sehat dan mendukung aktivitas perekonomian daerah,” terangnya saat acara Temu Media beberapa waktu lalu.
Budi Widihartanto menyebut, pertumbuhan kredit ini didorong terutama oleh kredit konsumsi, sementara sektor pertambangan, pertanian, dan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dalam penyaluran kredit daerah.
Selain kredit, penghimpunan DPK di Kaltim juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,65 persen (yoy). Kenaikan ini terutama ditopang oleh meningkatnya tabungan dan deposito yang menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat dalam menyimpan dana di perbankan.
“Kami melihat adanya peningkatan dana simpanan masyarakat, yang merupakan indikator positif bagi stabilitas keuangan daerah. Dengan tingginya likuiditas ini, perbankan memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit ke sektor produktif,” ucap Budi Widihartanto.
Secara spasial, pertumbuhan kredit terbesar terjadi di Kabupaten Kutai Timur dengan peningkatan 25,68 persen (yoy), sementara dua kota utama, Balikpapan dan Samarinda, tetap menjadi pusat konsentrasi penyaluran kredit dengan pangsa masing-masing sebesar 26,65 persen dan 19,35 persen.
Di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), penyaluran kredit pada Januari 2025 tetap terjaga dengan pertumbuhan 5,39 persen (yoy). Kredit UMKM berkontribusi sekitar 16,86 persen terhadap total kredit di Kaltim, dengan sektor pertanian dan perdagangan sebagai penyerap terbesar.
“Kami terus mendorong perbankan untuk meningkatkan akses kredit bagi UMKM, mengingat sektor ini memiliki peran strategis dalam perekonomian daerah,” tutup Budi Widihartanto. (End)