UpdateIKN.com, Samarinda – Untuk menjaga stabilitas keuangan dan memperkuat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perbankan menggelar rapat koordinasi strategis di Samarinda pada 31 Januari 2025.
Pertemuan ini menegaskan sinergi dalam menghadapi dinamika ekonomi global serta memperkuat literasi, edukasi, dan inklusi keuangan di daerah.
Dalam acara yang berlangsung di Ruang Maratua, Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur, hadir berbagai pemangku kepentingan utama, termasuk Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto, Kepala OJK Kaltim dan Kaltara Parjiman, serta para pimpinan perbankan di Samarinda.
Rapat ini menjadi momentum penting dalam penyelarasan kebijakan sektor keuangan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam diskusi yang berlangsung, para pemimpin sektor keuangan menegaskan pentingnya inovasi digital dan inklusi keuangan sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Kaltim.
“Kita harus memastikan bahwa akses keuangan semakin luas, terutama bagi pelaku UMKM dan masyarakat kecil. Digitalisasi pembayaran, peningkatan literasi keuangan, serta sinergi dalam program inklusi keuangan menjadi fokus utama kita ke depan,” ucap Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto.
Hasil dari rapat ini menjadi landasan bagi langkah strategis yang akan dilakukan sepanjang tahun 2025. BI, OJK, dan perbankan berkomitmen untuk terus bersinergi dalam penguatan literasi dan edukasi keuangan, inovasi digitalisasi pembayaran, serta peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM.
“Kolaborasi ini tidak hanya untuk menjaga stabilitas keuangan, tetapi juga untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” imbuh Budi Widihartanto.
Kondisi ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian, terutama akibat kebijakan moneter negara maju seperti Amerika Serikat, memberikan tantangan bagi perekonomian nasional dan daerah. Meski demikian, stabilitas sektor keuangan Kaltim tetap terjaga dengan baik.
“Stabilitas sektor jasa keuangan di Kaltim masih kuat, tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) yang menurun ke angka 1,08 persen. Tren pertumbuhan kredit juga positif, mencapai 8,57 persen year-on-year (yoy) pada Desember 2024,” ujar Kepala OJK Kaltim dan Kaltara, Parjiman.
Dari sisi penyaluran kredit, sektor pemilikan peralatan rumah tangga masih mendominasi dengan porsi 21,15 persen, diikuti sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar 15,22 persen. Sektor perdagangan besar dan eceran menyumbang 14,54 persen, sementara sektor pertambangan dan penggalian mencatatkan 9,84 persen, serta pemilikan rumah tinggal sebesar 9,11 persen.
“Jika dilihat berdasarkan lokasi proyek, sektor pertambangan dan penggalian tetap menjadi kontributor utama dengan 21,55 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 18,41 persen,” lanjutnya.
Dengan sinergi yang semakin erat, Kaltim diharapkan mampu menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih tangguh, memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, BI Kaltim bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Samarinda juga mengadakan aksi donor darah bertajuk “The Power of We.” Kegiatan ini diikuti oleh 213 peserta, dengan hasil 152 kantong darah yang diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan. (End)