UpdateIKN.com, Lombok –   Pulau Lombok menjadi lokasi kegiatan capacity building wartawan ekonomi yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) Kaltim pada 4-6 Desember 2024.

Acara ini diikuti oleh belasan wartawan dari berbagai media, baik cetak, televisi, radio, maupun online, dengan tujuan memperluas wawasan ekonomi melalui pendekatan wisata hijau. Kegiatan ini mencakup kunjungan ke destinasi ikonik seperti sentra kerajinan gerabah Banyumulek dan Desa Wisata Hijau Bilebante.

Pada Kamis (5/12/2024), peserta berkesempatan menyaksikan langsung bagaimana inovasi masyarakat Bilebante mengubah desa tambang pasir menjadi destinasi wisata yang ramah lingkungan.

Pahrul Azim, Ketua Desa Wisata Hijau Bilebante, menjelaskan, desa ini sebelumnya dikenal sebagai lokasi tambang pasir. Berkat kolaborasi antara pemuda dan masyarakat setempat, desa ini berhasil dirintis menjadi desa wisata pada 2014 dan diresmikan dua tahun kemudian.

“Di sini kami lebih fokus pada kualitas pengunjung, bukan kuantitasnya. Kami menawarkan paket wisata yang menggabungkan budaya Lombok Sasak dan Bali. Para tamu yang menginap biasanya mengenakan pakaian adat dan berjalan kaki menuju lokasi wisata,” terangnya.

Dengan luas wilayah mencapai 238 hektare dan jumlah penduduk lebih dari 4.000 jiwa, Desa Bilebante menawarkan berbagai aktivitas menarik, seperti bersepeda, menggunakan Cidomo (kereta tradisional), menikmati spa, hingga menjelajahi kebun herbal. Selain itu, desa ini juga mempertahankan harmoni antar umat beragama, dengan penduduk yang menganut Islam dan Hindu hidup berdampingan di delapan dusun.

Bilebante menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Paket-paket wisata seperti outbound, pijat tradisional, dan pengalaman menggunakan Cidomo menjadi favorit para pengunjung.

Menurut Pahrul, tamu dari Malaysia, China, Jerman, hingga Inggris sering menginap di desa ini. Sementara itu, wisatawan domestik umumnya berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

“Wisata di desa ini menawarkan pengalaman unik yang tidak hanya menarik tetapi juga berkelanjutan. Mata pencaharian utama masyarakat mencakup pertanian, peternakan, dan pariwisata, yang saling mendukung satu sama lain,” ujarnya.

Melalui program capacity building, BI Kaltim berharap dapat menginspirasi wartawan untuk menggali potensi ekonomi lokal dan menyebarkan informasi mengenai praktik-praktik pembangunan berkelanjutan yang telah sukses diterapkan di berbagai daerah. (End)

Iklan