UpdateIKN.com, Samarinda – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau dikenal dengan sebutan gas melon, berulang kali terjadi dan menghantui Samarinda. Situasi ini membuat masyarakat resah, terutama para ibu rumah tangga yang mengandalkan gas melon untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Abdul Rohim, angkat bicara terkait permasalahan yang terus berulang ini. Dia menyarankan Pertamina untuk belajar dari Bulog dalam hal ketegasan dalam menindak pelanggar aturan.
“Bulog, kalau ada pedagang yang menjual harga di atas HET (Harga Eceran Tertinggi), akan disanksi dan distop suplainya. Pertamina belum menunjukkan ketegasan seperti itu,” tegasnya.
Rohim menduga, kelangkaan gas melon di Samarinda tidak hanya disebabkan oleh tingginya permintaan saat hari raya, tetapi juga adanya spekulan yang bermain.
“Harus ada pengawasan dan tindakan tegas jika ditemukan spekulan yang bermain. Yang bisa menindak itu adalah Pertamina. Makanya, kami minta Pertamina untuk mengawasi dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Dia yakin, harga gas elpiji 3 kilogram bisa stabil jika stoknya mencukupi. Namun, karena adanya spekulan, gas tiba-tiba menghilang dari peredaran.
“Mestinya diawasi dan ketika ditemukan segera ditindak. Kami minta Pertamina belajar dari Bulog dalam hal ketegasan. Ketika mendeteksi pelanggaran tata niaga, harus ditindak, agar harga bisa stabil,” imbuhnya.
Rohim menambahkan, pihaknya akan segera memanggil pihak terkait untuk mencari akar permasalahan kelangkaan gas melon di Samarinda yang terus berulang.
“Kita sudah melihat alur distribusi gas dari SPBE, agen, pangkalan, hingga ke pedagang. Nanti kita akan panggil semua pihak untuk mencari tahu di mana sebenarnya akar permasalahannya, supaya masalah ini tidak berulang lagi,” pungkasnya. (Adv/Putri/Par)