Transaksi Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Pesat Oktober 2024

Transaksi Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Pesat Oktober 2024

UpdateIKN.com, Samarinda  – Pada Oktober 2024, sektor ekonomi dan keuangan digital Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, seiring dengan kinerja transaksi BI-RTGS, BI-FAST, dan QRIS yang terus berkembang pesat.

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa transaksi BI-RTGS mengalami kenaikan sebesar 21,13 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp16.682,58 triliun. Selain itu, transaksi BI-FAST tumbuh 54,23 persen (yoy) dengan volume 339 juta transaksi, sementara transaksi QRIS melonjak 183,9 persen (yoy), mengindikasikan kemajuan pesat dalam sistem pembayaran digital Indonesia.

“Peningkatan yang pesat dalam transaksi ekonomi digital ini menggambarkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Kami terus mendorong inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan pembayaran di Indonesia,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI.

Selain pencapaian tersebut, sektor transaksi digital banking juga menunjukkan hasil yang positif pada Oktober 2024. Total transaksi digital banking tercatat sebanyak 1.960,8 juta transaksi, yang tumbuh 37,1 persen (yoy). Demikian pula, transaksi Uang Elektronik (UE) mengalami kenaikan 27,0 persen (yoy) mencapai 1.365,4 juta transaksi.

“Perkembangan yang pesat ini didorong oleh adopsi teknologi yang semakin luas di kalangan masyarakat, baik untuk transaksi harian maupun investasi,” terang Ramdan.

Namun, tidak semua sektor mengalami kenaikan. Transaksi menggunakan kartu ATM/D tercatat mengalami penurunan sebesar 11,4 persen (yoy), dengan total 558,8 juta transaksi.

Penurunan ini, menurut Ramdan, tidak serta merta mencerminkan penurunan penggunaan kartu secara keseluruhan, melainkan lebih dipengaruhi oleh beralihnya preferensi masyarakat ke metode pembayaran digital yang lebih praktis.

Di sisi lain, transaksi kartu kredit pada bulan Oktober 2024 mengalami kenaikan yang signifikan, yakni 19,6 persen (yoy), mencapai 39,7 juta transaksi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada pergeseran ke sistem pembayaran digital, penggunaan kartu kredit masih memiliki peran penting dalam sistem pembayaran Indonesia.

“Transaksi kartu kredit ini menjadi bukti bahwa inovasi dalam sektor pembayaran digital semakin membuka peluang bagi berbagai jenis transaksi, baik itu untuk konsumsi sehari-hari maupun transaksi besar,” kata Ramdan.

Selain itu, pengelolaan uang Rupiah juga menunjukkan angka positif, dengan jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 11,8 persen (yoy), mencapai Rp1.070,6 triliun pada akhir Oktober 2024. Ini mencerminkan stabilitas ekonomi yang terjaga dengan baik, seiring dengan semakin berkembangnya sistem pembayaran digital.

“Kami percaya bahwa seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke sistem pembayaran digital, ekonomi Indonesia akan semakin inklusif dan efisien,” tutupnya. (**/Par)

Iklan