UpdateIKN.com, Samarinda –   Kota Samarinda mencatat angka kecelakaan lalu lintas yang mengkhawatirkan hingga November 2024.

Kepala Jasa Raharja Samarinda, Patria Adiwibawa, mengungkapkan, titik rawan kecelakaan tersebar di berbagai wilayah, dengan korban luka dan meninggal dunia terbagi per kecamatan.

Berdasarkan data Jasa Raharja Samarinda, Kecamatan Samarinda Ulu menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 42 kasus korban luka dan 14 korban meninggal dunia.

Faktor penyebab utama kecelakaan ini, menurut kajian Jasa Raharja, adalah human error, seperti kelelahan, mengantuk, kehilangan konsentrasi, dan kecepatan tinggi.

“Kecelakaan sering terjadi akibat pengendara kurang istirahat dan terlalu banyak aktivitas,” ujar Patria saat menjadi narasumber pada kegiatan Dinas Perhubungan Kaltim.

Rincian data korban lakalantas di Samarinda hingga November 2024 yakni :
– Jumlah korban luka per kecamatan:
Samarinda Ulu: 42 kasus
Sungai Kunjang: 39 kasus
Samarinda Utara: 30 kasus
Sungai Pinang: 22 kasus
Loa Janan Ilir: 19 kasus

– Sedangkan korban meninggal dunia adalah:
Samarinda Ulu: 14 kasus
Sungai Kunjang: 13 kasus
Samarinda Utara: 12 kasus
Sambutan: 9 kasus
Loa Janan Ilir: 8 kasus

Patria Adiwibawa lebih rinci menjelaskan, hal-hal yang menjadi penyebab kecelakaan karena faktor multi-aspek. Selain human error, kecelakaan lalu lintas di Samarinda dipengaruhi oleh tiga faktor utama.

“Jalan, minimnya rambu lalu lintas, infrastruktur yang kurang memadai, dan perlintasan sebidang yang berisiko. Lalu kendaraan, pertumbuhan jumlah kendaraan yang pesat, kondisi kendaraan yang tidak layak, serta transportasi umum yang over-dimension dan overload,” bebernya.

“Terakhir, pengguna jalan. Kompetensi pengemudi yang minim, pelanggaran batas kecepatan, dan lemahnya penegakan hukum juga menjadi faktor kecelakaan,” lanjutnya.

Patria Adiwibawa menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka kecelakaan ini.

“Kami perlu lebih banyak sosialisasi dan pengawasan, terutama di wilayah rawan kecelakaan,” ujarnya.

Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk lebih disiplin dalam berlalu lintas dan memastikan kondisi fisik, serta kendaraan tetap optimal sebelum berkendara. Hal ini menjadi langkah awal untuk meminimalkan potensi kecelakaan akibat faktor human error. (Putri/Par)

Iklan