Jahidin: Kabupaten Mahulu Masih Muda, Tapi Tidak Tertinggal

UpdateIKN.com, Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Kaltim Jahidin menyampaikan kebanggaannya terhadap perkembangan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), sebuah kabupaten muda di Kaltim yang terus berbenah, meski dengan segala keterbatasan.
Jahidin menegaskan bahwa meskipun Kabupaten Mahulu masih tergolong baru, semangat masyarakat dan dukungan dari para wakil rakyat telah membawa daerah ini tetap bergerak maju.
“Anggaran Pemprov memang sempat mencapai Rp22 miliar, namun saat ini menurun karena kita harus membaginya ke sepuluh kabupaten/kota. Tapi insyaallah, Mahulu tetap jadi perhatian kita,” ujar Jahidin, baru-baru ini.
Politisi dari Partai PKB ini mengapresiasi langkah pembangunan yang terus berlangsung, salah satunya melalui dorongan dari rekannya, Ekti Imanuel, yang juga adalah Wakil Ketua DPRD Kaltim yang juga memperjuangkan pembangunan infrastruktur Mahulu, termasuk lapangan terbang yang mewakili kebutuhan masyarakat luas di wilayah perbatasan tersebut.
Namun, Jahidin tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan. Dia menyoroti persoalan infrastruktur lain yang masih menjadi keluhan utama masyarakat Mahulu, termasuk kondisi jembatan yang belum tuntas pembangunannya dan sempat menjadi temuan dalam audit.
“Masalah kita memang karena anggaran yang minim. Tapi bagaimanapun, Mahulu ini masa depan kita. Kita tidak bisa biarkan mereka merasa terisolasi. Bahkan ada bentuk protes dari warga, seperti mengibarkan bendera Malaysia di wilayah kita dan anak-anak yang lebih memilih sekolah di Malaysia,” katanya .
Jahidin menegaskan komitmen DPRD Kaltim dalam memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat, terutama soal kelistrikan di Kaltim.
DPRD Kaltim, kata dia, baru saja mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Kelistrikan, sebagai bentuk keseriusan untuk mempercepat elektrifikasi desa-desa yang masih gelap gulita.
“Saat ini ada 211 desa yang belum teraliri listrik. Kita sudah suarakan ke pusat, bahwa Kaltim ini penghasil devisa terbesar ketiga setelah Papua dan Sumatera. Tapi nasib kita ibarat ayam jantan kelaparan di lumbung padi. Kita penghasil batubara, tapi masih banyak warga yang kesulitan listrik,” tegasnya.
Dalam Perda yang baru disahkan, setiap perusahaan di sektor energi diwajibkan untuk berkontribusi menyambungkan listrik ke masyarakat sekitar.
“Salah satu pertimbangan kita juga, kenapa PLN tidak dilibatkan dalam pansus. Karena kita ingin melihat realisasi nyata dari perusahaan-perusahaan tambang yang selama ini menikmati hasil bumi Kaltim,” kata Jahidin.
Tak hanya soal infrastruktur dan listrik, Jahidin juga menaruh perhatian besar pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Mahulu. Dia menyampaikan bahwa program beasiswa Kaltim Tuntas telah dibuka secara daring, mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi.
“Silakan daftar secara online. Kelengkapan administrasi bisa menyusul. Yang penting tidak ada lagi alasan bagi putra-putri Kaltim, khususnya Mahulu, Kubar untuk tidak bersekolah,” tegasnya.
Menurut Jahidin, pemerintah telah membuka akses yang luas agar anak-anak Kaltim bisa mengecap pendidikan hingga ke perguruan tinggi, tentu dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Kata dia, Kabupaten Mahulu, meski muda usianya, diyakini tidak tertinggal.
“Ini perjuangan kita bersama. Mahulu harus kita bangun bersama, karena masa depan Kaltim juga ada di sana,” pungkas Jahidin. (Putri/ADV)