UpdateIKN.com, Samarinda –   Penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Abul Hasan, Kota Samarinda, kembali memicu perdebatan. Sejumlah warga dan pelaku usaha di kawasan tersebut mengeluhkan penurunan omzet usaha sejak aturan baru diberlakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda.

Banyak pedagang menilai, kebijakan SSA membatasi akses pelanggan menuju toko dan warung mereka, sehingga aktivitas ekonomi ikut melambat.

Salah satu pemilik toko di kawasan Abul Hasan mengaku omzetnya turun drastis sejak penerapan sistem satu arah.

“Biasanya pelanggan bisa langsung parkir di depan toko, sekarang harus mutar jauh. Sehari bisa turun 50 persen,” ujarnya.

Keluhan serupa juga disuarakan sejumlah pelaku usaha lainnya yang berharap pemerintah segera mengevaluasi kebijakan tersebut.

Menanggapi protes warga, Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Sutrisno, menyebut bahwa gejolak seperti ini adalah konsekuensi dari perkembangan kota menuju arah metropolitan.

“Kalau berbicara lalu lintas, saya yakin Dishub bekerja berdasarkan aturan dan kajian jelas. Tapi masyarakat menilai dari sisi ekonomi. Kalau rugi, wajar mereka protes,” katanya.

Menurutnya, kebijakan SSA dibuat bukan untuk mempersulit, melainkan mengurai kemacetan di kawasan padat kendaraan seperti Jalan Abul Hasan. Ia juga menegaskan bahwa adaptasi butuh waktu.

“Di awal pasti ada resistensi. Tapi seiring waktu, masyarakat akan terbiasa dan merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Sutrisno menyoroti bahwa persoalan di kawasan Abul Hasan bukan hanya arah lalu lintas, tetapi juga keterbatasan lahan parkir.

“Sudah dilebarkan pun permasalahan tetap ada. Banyak toko tak punya tempat parkir sendiri, bahkan untuk parkir pribadi sulit,” katanya.

Meski mendukung kebijakan SSA, Sutrisno berharap Dishub Samarinda tetap memperhatikan aspek ekonomi lokal, terutama bagi pelaku usaha kecil. Ia menyarankan agar dilakukan evaluasi bersama antara pemerintah dan masyarakat.

“Kota memang harus tertib, tapi ekonomi warga juga penting. Harus ada solusi agar keduanya seimbang,” ujarnya.

Penerapan sistem satu arah dianggap sebagai langkah awal menuju kota yang lebih tertata, bebas macet, dan modern. Pemerintah diminta terus melakukan sosialisasi agar masyarakat memahami tujuan besar di balik kebijakan tersebut.

“Saya yakin tidak semua warga menolak. Banyak yang mendukung agar lalu lintas di pusat kota lebih lancar,” tutup Sutrisno . (Putri/ADV/DPRD Samarinda)

Iklan