PPU Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Kaltim, Kukar dan Kutim Penyumbang Terbesar

UpdateIKN.com, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) terus mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif sepanjang tahun 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Budi Widihartanto, dalam temu media yang digelar pada Kamis (6/3/2025), mengungkapkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kaltim.
Menurutnya, pertumbuhan ini didorong oleh pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang masih berlangsung masif hingga akhir 2024.
Selain itu, dia menyebut, sektor pertambangan juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi PPU, menjadi lapangan usaha (LU) dengan pangsa terbesar kedua di kabupaten tersebut.
Meskipun pertumbuhan ekonomi di PPU sangat tinggi, kata Budi Widihartanto, kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kaltim masih berasal dari Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Timur (Kutim).
Menurut dia, hal ini dikarenakan kedua kabupaten tersebut memiliki industri pertambangan yang mendominasi dan terus menunjukkan peningkatan sepanjang tahun 2024, dibanding tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh BI Kaltim, kontribusi ekonomi masing-masing kabupaten/kota di Kaltim pada 2024 adalah Kutai Kartanegara (Kukar) 24 persen, Kutai Timur (Kutim) 20 persen, Balikpapan 17 persen, Samarinda 11 persen, Bontang 8 persen, Paser 7 persen, Berau 6 persen, Kutai Barat (Kubar) 5 persen, Penajam Paser Utara (PPU) 2 persen, Mahakam Ulu (Mahulu) 0 persen.
Dikatakan Budi Widihartanto, dominasi Kukar dan Kutim dalam perekonomian Kaltim disebabkan oleh besarnya kontribusi sektor pertambangan batu bara yang menjadi andalan di kedua kabupaten tersebut.
“Secara keseluruhan, sektor pertambangan masih menjadi tulang punggung ekonomi Kaltim. Namun, dengan adanya proyek pembangunan IKN, sektor konstruksi juga mulai memberikan dampak signifikan, terutama di PPU,” ujarnya.
Setiap kabupaten/kota di Kaltim memiliki sektor unggulan yang mendominasi perekonomian daerah masing-masing. Berikut adalah sektor utama di beberapa wilayah, yakni Samarinda didominasi konstruksi dan lapangan usaha lainnya, Bontang dan Balikpapan didominasi industri pengolahan. Sedangkan Kukar, Paser, Kutim, Berau, Kubar didominasi pertambangan, PPU didominasi konstruksi dan Mahulu didominasi pertanian.
Menurut Budi Widihartanto, meskipun pertambangan masih menjadi sektor dominan, daerah-daerah seperti Samarinda dan Balikpapan menunjukkan diversifikasi ekonomi dengan berkembangnya industri pengolahan dan konstruksi.
“Ke depan, diversifikasi ekonomi sangat penting, agar Kaltim tidak hanya bergantung pada pertambangan. Sektor lain seperti industri manufaktur dan pertanian juga perlu dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi daerah,” tuturnya.
Dengan proyek pembangunan IKN yang masih berjalan dan pertumbuhan sektor pertambangan yang stabil, perekonomian Kaltim diprediksi akan terus mengalami tren positif di tahun 2025.
Namun, menurut Budi Widihartanto, perlu adanya strategi diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.
“Kami di BI Kaltim terus mendorong agar investasi di sektor lain seperti industri pengolahan, agribisnis, dan pariwisata semakin berkembang. Hal ini penting untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” tutupnya. (End)