Kisah Tim SAR Samarinda yang Berjuang Menemukan Kapten Tug Boat Bella 1

Sumarno, anggota Pos SAR Samarinda saat akan melakukan penyelaman di lokasi kejadian tenggelamnya kapten kapal Tug Boat Bella I

UpdateIKN.com, Kukar –   Pencarian kapten kapal tug boat Bella 1, Alman, yang tenggelam di perairan Desa Bukit Jering, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),  menarik perhatian banyak pihak.

Kejadian tragis ini terjadi pada Minggu (22/12/2024) sekitar pukul 15.10 Wita, ketika Alman tenggelam saat mencoba memperbaiki propeller kapal yang tersangkut tali.

Tim SAR dari Pos SAR Samarinda, bersama dengan BPBD Kukar, telah melakukan upaya penyelaman yang penuh tantangan, namun hingga kini, korban belum ditemukan.

Sebagai bagian dari tim SAR yang terjun langsung ke lokasi kejadian, Sumarno, seorang petugas SAR dari Pos SAR Samarinda, menceritakan pengalaman dan tantangan besar yang mereka hadapi dalam proses penyelaman.

Dalam dua tahap penyelaman, tim harus menembus kondisi yang jauh dari ideal. Sumarno bersama satu anggota BPBD Kukar melakukan penyelaman dengan alat lengkap dan teknik yang terlatih. Namun, meskipun mereka telah melakukan pencarian yang cermat dan profesional, hasilnya tetap nihil.

Sumarno mengungkap, salah satu hal yang membuat pencarian ini semakin sulit adalah kondisi perairan yang sangat menantang. Arus sungai yang cukup kencang, akibat air surut membuat penglihatan di bawah permukaan air menjadi sangat terbatas, bahkan hingga 0.

“Kami terpaksa meraba-raba di bawah air,” kata Sumarno, mengenang pengalaman sulit yang mereka hadapi saat berada di dalam air.

Meskipun tim menggunakan metode penyelaman yang sistematis, termasuk teknik melintasi jalur dua shorti dan penyusuran menggunakan tali, tubuh korban masih belum ditemukan di sekitar lokasi yang diduga menjadi titik terakhir korban tenggelam.

Dengan kedalaman penyelaman yang mencapai 2 hingga 5 meter dan radius pencarian sekitar 5 hingga 8 meter, tim SAR telah berusaha maksimal untuk menemukan Alman. Namun, kendala yang dihadapi sangat besar. Selain arus yang kuat, keterbatasan penglihatan di bawah air membuat pencarian semakin menantang.

“Kami menyusuri jalur yang telah dipasang tali, tetapi tidak ada jejak yang ditemukan di sekitar baling-baling kapal, di sana kosong,” kata Sumarno.

Untuk meningkatkan peluang menemukan korban, tim penyelam menggunakan metode penyusuran dengan jalur dan tali yang telah dipasang di bawah air. Metode ini memungkinkan mereka untuk menjangkau titik yang lebih dalam dengan lebih efektif.

Namun, meskipun seluruh prosedur telah dilakukan dengan hati-hati dan teliti, hasilnya tetap nihil.

“Kami terus menyusuri area yang dicurigai sebagai lokasi terakhir korban tenggelam, tetapi tidak ada tanda-tanda korban,” kata Sumarno lagi.

Penyelaman dilakukan dengan penuh ketelitian, mengingat setiap detil sangat berarti dalam pencarian korban. Selain itu, metode penyelaman yang dilakukan oleh tim SAR diharapkan dapat meningkatkan peluang dalam pencarian berikutnya. Namun hingga menjelang petang, korban tak kunjung ditemukan. Operasi pencarian akan dilanjutkan esok hari. (Ramadhani/Par)

Iklan