UpdateIKN.com, Samarinda – Rendahnya partisipasi orang tua dalam membawa anak balita ke posyandu menjadi perhatian serius DPRD Kota Samarinda.
Data terbaru menunjukkan bahwa hanya 61 persen warga yang memanfaatkan layanan posyandu, jauh dari target ideal 98 persen.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menilai kondisi ini sebagai hambatan besar dalam upaya menurunkan angka stunting yang masih menjadi masalah kesehatan utama di kota ini.
“Posyandu itu bukan sekadar tempat menimbang anak. Di sana kita bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda stunting, kekurangan gizi, hingga keterlambatan tumbuh kembang,” ujarnya.
Minimnya kunjungan ke posyandu membuat pemerintah kesulitan mendapatkan data valid. Tanpa data yang akurat, program intervensi rawan salah arah. Anak-anak yang berisiko stunting bisa luput dari perhatian, dan masalah gizi buruk terus membayangi generasi muda.
Menurut Sri Puji, peran posyandu sangat strategis karena menjadi titik awal pemantauan kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang ada di posyandu juga berperan dalam memberikan edukasi tentang pentingnya pemberian ASI, makanan pendamping yang tepat, serta pola asuh sehat.
Sri Puji mengajak semua elemen, baik pemerintah, DPRD, hingga tokoh masyarakat untuk aktif mendorong kesadaran warga tentang pentingnya posyandu.
“Ini bukan hanya tugas dinas kesehatan. Perlu keterlibatan RT, kader, tokoh agama, dan semua lapisan masyarakat. Edukasi langsung dari lingkungan sekitar jauh lebih efektif,” katanya.
DPRD Kota Samarinda pun siap mengambil peran aktif dalam mengedukasi dan mendampingi warga. Menurut Sri Puji, menjaga anak-anak tetap sehat dan tumbuh optimal adalah tanggung jawab bersama.
“Stunting bisa dicegah, tapi hanya jika masyarakat ikut terlibat. Posyandu adalah langkah awal membangun masa depan anak-anak Samarinda yang sehat dan cerdas,” tutupnya. (Putri/ADV)