Ekonomi Kaltim 2024 Tumbuh Stabil di Tengah Tantangan Global

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto bersama jajaran Bank Indonesia Kaltim saat menggelar silaturahmi bersama awak media. (End/UpdateIKN.com)

UpdateIKN.com, Samarinda – Di tengah gangguan terhadap rantai pasok global dan berbagai tantangan eksternal lainnya, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada tahun 2024 akan berada pada kisaran 5,50 persen hingga 6,30 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Kaltim ini ditopang oleh beberapa sektor utama, seperti pertambangan yang mengalami pertumbuhan kuat di triwulan I tahun 2024, pengolahan seiring dengan mulai produksinya RDMP RU V Balikpapan, dan konstruksi yang didorong oleh pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di Kaltim, terutama di IKN.

“Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi juga diperkirakan akan tetap tumbuh kuat sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto.

Sementara itu, prospek inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2024 masih diperkirakan terkendali pada rentang sekitar titik tengah kisaran target 2,5±1 persen (yoy). Inflasi Provinsi Kaltim untuk keseluruhan tahun 2024 secara year-on-year (yoy) diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

“Penurunan inflasi ini disebabkan oleh meredanya tekanan inflasi kelompok volatile food yang tercatat tinggi di tahun 2023,” terangnya.

Meredanya tekanan inflasi pada kelompok volatile food tersebut, didorong oleh optimalisasi upaya pengendalian inflasi yang semakin gencar dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan pelaksanaan program strategis Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2024.

Selain itu, pasokan dan produksi beras di tahun 2024 juga mengalami peningkatan di tengah kondisi iklim yang diperkirakan akan lebih kondusif.

“Bank Indonesia Kaltim terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi Kaltim di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian global. Berbagai kebijakan dan program akan terus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat,” tutup Budi Widihartanto. (End/Par)

Iklan