UpdateIKN.com, Samarinda – Bank Indonesia melaporkan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah selama minggu ketiga November 2024.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Ramdan Denny Prakoso, menyebutkan, stabilitas ekonomi terus terjaga di tengah dinamika global. Dalam periode 18-22 November 2024, nilai tukar Rupiah stabil di level Rp15.920 per dolar AS, sementara yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun signifikan hingga 6,88 persen.

Selain itu, Bank Indonesia juga mencatat aliran modal asing yang menunjukkan pola dinamis.

“Premi CDS Indonesia 5 tahun per 21 November 2024 sebesar 72,65 bps, stabil dibanding posisi sebelumnya di 72,61 bps,” katanya dalam keterangan tertulis.

Meskipun dalam minggu ini nonresiden tercatat jual neto Rp7,50 triliun, namun sejak awal tahun 2024, pasar Indonesia menunjukkan kinerja positif dengan total beli neto Rp27,15 triliun di pasar saham dan Rp33,17 triliun di SBN.

Perkembangan lain menunjukkan penguatan stabilitas domestik. Yield SBN yang turun ke 6,88 persen dan penguatan DXY ke level 106,97 mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Sementara itu, aliran modal asing pada semester II 2024 tetap positif, dengan total beli neto Rp67,13 triliun di pasar SBN dan Rp57,33 triliun di SRBI.

Strategi bauran kebijakan terus menjadi andalan Bank Indonesia untuk menghadapi tantangan eksternal. Koordinasi yang erat antara Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait dinilai mampu menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Di tengah ketidakpastian global, langkah proaktif Bank Indonesia menjaga stabilitas Rupiah melalui bauran kebijakan menunjukkan hasil positif.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tandasnya.

Dengan perkembangan indikator seperti yield SBN yang menurun, premi CDS yang stabil, dan aliran modal yang tetap positif, Bank Indonesia optimis akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2024. (**/Par)

Iklan