UpdateIKN.com, Samarinda –   Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengatakan, pembangunan Samarinda Crisis Center (SCC) akan dimulai pada 2026. Proyek ini akan memperkuat penanganan krisis di Samarinda dengan mengutamakan aspek teknologi, operasional, dan desain fisik yang kokoh.

Andi Harun juga menyoroti lima aspek utama, yaitu pelabuhan di bagian belakang, sistem komunikasi, lampu, dinding bangunan, dan kerja sama lintas instansi.

“Pusat krisis ini harus dirancang dengan baik, bukan hanya dari sisi teknologi dan sistem operasionalnya, tetapi juga aspek fisiknya. Pelabuhan di bagian belakang sangat penting untuk mendukung aksesibilitas, terutama dalam situasi darurat,” ujarnya baru-baru ini.

SCC akan dikelola oleh tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, tenaga kesehatan (doctor on call), dan Diskominfo yang bertanggung jawab atas pengelolaan Command Center.

Kolaborasi lintas instansi ini dirancang untuk memastikan SCC mampu memberikan respons cepat dan efektif dalam setiap situasi darurat.

“Kerja sama ini sangat penting untuk memastikan pusat kendali ini dapat berfungsi optimal dalam menghadapi berbagai situasi darurat,” kata Andi Harun.

Dirinya juga menekankan pentingnya membangun sistem komunikasi yang efektif antara semua pihak yang terlibat. Sistem komunikasi yang solid diyakini menjadi kunci utama dalam penanganan krisis secara cepat dan tepat.

“Kami perlu memastikan bahwa semua instansi dapat berkomunikasi dengan baik dan cepat, terutama dalam situasi darurat. Informasi yang tepat waktu dan akurat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kerugian lebih lanjut,” tegasnya.

Proyek Samarinda Crisis Center diharapkan tidak hanya menjadi fasilitas penanganan darurat tetapi juga simbol kesiapan Samarinda dalam menghadapi tantangan krisis di masa depan. (Putri/Par)

Iklan