Warga Resah BBM Oplosan, Abdul Giaz Dorong Pertamina Sediakan Bengkel Gratis

UpdateIKN.com, Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Abdul Giaz, angkat suara terkait keresahan masyarakat yang kian meluas akibat dugaan beredarnya BBM oplosan. Masalah ini disebut telah menimbulkan kerusakan serius pada kendaraan masyarakat, bahkan mengakibatkan kerugian finansial hingga merusak momentum Lebaran karena uang THR habis untuk perbaikan motor.
“Kita berdiri bersama masyarakat. Ini keresahan nyata, dan kita tidak bisa menutup mata. Banyak yang mengeluh motor mereka rusak, mogok, bahkan ada yang harus mengeluarkan biaya besar hanya karena BBM yang tidak berkualitas,” tegas Abdul Giaz.
Giaz menyampaikan bahwa pada Rabu besok, DPRD Kaltim akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak Pertamina, guna mencari solusi atas permasalahan ini.
“Saya sudah komunikasi terus dengan Pertamina. Mereka juga bingung karena ini seperti ‘virus’, tidak diinginkan, tapi terjadi. Tapi kita tidak bisa hanya saling menyalahkan. Harus ada langkah konkret,” ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap masyarakat, Giaz mendorong Pertamina dan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk segera membuka layanan bengkel gratis di beberapa titik strategis SPBU.
“Bengkel gratis ini penting. Supaya masyarakat yang kendaraannya rusak bisa langsung memperbaiki, cukup bawa struk pembelian BBM. Mungkin tidak semua SPBU, tapi kita usulkan di tiga titik utama: utara, selatan, dan tengah,” kata Giaz.
Ia juga menyoroti bahwa layanan pengaduan Pertamina yang masih berbayar menjadi hambatan tersendiri bagi masyarakat kecil untuk menyampaikan keluhan mereka.
Giaz menambahkan bahwa laporan kerusakan kendaraan akibat BBM diduga oplosan juga terjadi di daerah lain, termasuk Sulawesi. Anehnya, kasus ini tidak merata, ada kendaraan yang mogok, ada pula yang tidak terdampak meski menggunakan BBM dari SPBU yang sama.
“Saya sudah coba sendiri, saya isi beberapa jenis motor dengan BBM yang sama, hasilnya mogok semua. Ini bukan masalah kecil. Ini sudah meresahkan dan perlu penanganan cepat,” ujarnya.
Namun begitu, Abdul Giaz menekankan pentingnya tetap mendukung Pertamina sebagai perusahaan nasional, sembari terus mendorong perbaikan kualitas dan pelayanan.
“Pertamina itu merek Indonesia. Kita tidak bisa lepas dari mereka. Tapi kita juga tidak bisa menutup mata kalau ada yang salah. Kita cari solusi bersama, bukan saling menyalahkan,” pungkas Abdul Giaz. (End)