UpdateIKN.com, Samarinda – Pemilihan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalimantan Timur (Kaltim) 2025 mulai memasuki atmosfer persaingan yang kian intens. Dalam waktu kurang dari seminggu sejak pendaftaran dibuka, tiga figur kuat langsung tampil ke gelanggang, yakni Wiwid Mahendra Wijaya, Yakub Anani, dan Jerin.
Ketiganya tak hanya bergerak cepat, tapi juga menunjukkan kesiapan matang dalam menghadapi dinamika organisasi yang kian kompleks.
Ketua Tim Penjaringan, Prio Puji Mustopan, menilai langkah cepat mereka sebagai sinyal keseriusan.
“Gerak mereka cepat, terukur. Ini bukan sekadar mendaftar, tapi menandakan kesadaran akan pentingnya masa depan SMSI,” ujarnya.
Batas akhir pengembalian formulir tetap ditetapkan pada 3 Mei. Bagi Prio, sosok pemimpin di era digital perlu menunjukkan kecepatan dan ketegasan sejak awal.
“Kalau sudah niat maju, ya harus sat-set. Jangan lamban dalam hal-hal teknis,” tegasnya.
Kompetisi Visi: Siapa yang Tawarkan Masa Depan Terbaik untuk SMSI?
Wiwid Mahendra Wijaya, mantan Plt Ketua SMSI Kaltim, menyatakan dirinya maju bukan atas ambisi pribadi, tetapi atas dorongan dari mayoritas anggota. Dia menyebut pencalonannya adalah bentuk tanggung jawab terhadap kepercayaan kolektif.
“Saya jalan karena diberi mandat. Kalau tidak, saya pun enggan maju. Ini soal komitmen terhadap organisasi,” katanya.
Dia juga menyoroti kemudahan syarat pencalonan yang cukup dengan dukungan tiga anggota.
“Dengan 150 anggota SMSI di Kaltim, syarat ini sangat rasional dan inklusif,” ujarnya.
Di sisi lain, Yakub Anani mengedepankan visi reformasi internal. Baginya, SMSI harus kuat dari dalam agar bisa tampil sebagai kekuatan penyeimbang dalam industri media.
“Saya ingin SMSI hadir sebagai solusi, bukan hanya simbol organisasi. Harus ada perbaikan sistem, komunikasi, dan kepemimpinan kolektif,” katanya.
Sementara Jerin menekankan pentingnya pendekatan humanis dan kolaboratif. Ia percaya keterlibatan anggota adalah kunci untuk membesarkan SMSI.
“Menang bukan tujuan akhir. Yang lebih penting adalah partisipasi dan kesadaran bersama bahwa kita semua adalah pemilik organisasi ini,” ujarnya.
Persaingan ketat ini menjadi sinyal positif bahwa SMSI Kaltim sedang tumbuh menjadi organisasi yang dinamis dan terbuka. Tantangannya kini bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi bagaimana menjawab tuntutan era digital, menjaga independensi pers, dan memperkuat bisnis media siber di daerah.
Dengan latar belakang dan kekuatan jaringan yang beragam, ketiga kandidat membawa harapan baru bagi SMSI Kaltim. Siapa pun yang terpilih, tantangan sesungguhnya justru baru dimulai setelah pemilihan. (**/Par)