UpdateIKN.com, Samarinda – Fenomena perubahan warna air Sungai Karang Mumus (SKM) dari cokelat menjadi hijau dalam beberapa bulan terakhir ini mengundang perhatian publik. Munculnya ikan-ikan di permukaan sungai semakin menambah spekulasi tentang penyebab perubahan tersebut.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani, angkat bicara. Dia menegaskan agar masyarakat tidak gegabah dalam menyimpulkan penyebab perubahan warna air ini.
“Dari coklat menjadi hijau sebenarnya kalau dia berubah juga apa bedanya? Karena semuanya kan dampak. Coklat itu dari limbah kan? Tidak semestinya kita simpulkan itu dari limbah,” ujarnya.
Dia menjelaskan, perubahan warna air menjadi hijau tidak selalu menunjukkan adanya pencemaran. Berbagai faktor lain, seperti biota sungai dan pertumbuhan alga hijau, juga dapat menyebabkan hal ini terjadi. Alga hijau yang mengikat oksigen dalam air dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dan membuat ikan kesulitan bernapas, sehingga mereka naik ke permukaan.
“Bisa saja disebabkan beberapa faktor seperti biota sungai, alga hijau lalu mengikat oksigen yang larut dalam perairan, sehingga menyebabkan jumlah oksigen menurun drastis dan ikan kesulitan bernafas,” terangnya.
Meskipun demikian, Angkasa tidak menampik kemungkinan adanya limbah sebagai penyebab perubahan warna air. Dirinya mendorong dilakukannya penelitian dan analisis mendalam untuk mengetahui asal-usul perubahan warna tersebut.
“Tapi kita juga harus analisis kalau dari limbah itu darimana? Limbah rumah sakit? Industri dimana? Jadi saya nggak berani menyimpulkan itu limbah, sebelum ada uji akademisi seperti melakukan penelitian,” tegasnya.
Angkasa juga menegaskan, pihaknya tidak akan segan-segan mengkritisi pemerintah jika terbukti ada indikasi pencemaran limbah di Sungai Karang Mumus.
“Kalau memang ada indikasi limbah, saya tidak segan-segan mengkritisi pemerintah,” tandasnya. (Adv/Putri/Par)