Samarinda Jaga Inflasi, Genjot Pertumbuhan Ekonomi Capai Target Nasional

UpdateIKN.com, Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda mencatat laju inflasi year-on-year (yoy) hingga akhir Juni 2025 berada di angka 1,77 persen, sementara pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan I tahun ini mencapai 7,15 persen.
Capaian tersebut menunjukkan kondisi ekonomi daerah yang relatif stabil namun tetap perlu diwaspadai, terutama mengingat tren kenaikan harga pada sejumlah komoditas strategis yang berpotensi menekan daya beli masyarakat dalam waktu dekat.
Menyikapi hal ini, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Yuyum Puspitaningsrum, mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
Dia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, serta instansi vertikal guna mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi nasional yang ditetapkan sebesar 8 persen pada tahun 2025.
“Capaian pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda pada triwulan I sebesar 7,15 persen cukup menggembirakan, namun ini belum cukup. Kita semua harus bekerja lebih keras, lebih solid, agar bisa menyamai bahkan melebihi target nasional. Peran seluruh OPD, pelaku usaha, dan masyarakat sangat krusial,” ujar Yuyum usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual.
Dalam laporan BPS, inflasi month-to-month (mtm) di Kota Samarinda tercatat sebesar 0,61 persen, dengan penyumbang utama inflasi berasal dari sektor transportasi udara, beras, bawang merah, serta rokok kretek mesin. Selain itu, beberapa komoditas rumah tangga seperti pasta gigi, jagung manis, bahan bakar rumah tangga, tomat, dan ikan layang turut memberi tekanan terhadap inflasi bulanan.
Sedangkan dari sisi yoy, sepuluh komoditas mencatatkan kontribusi terbesar terhadap inflasi, di antaranya emas perhiasan, kopi bubuk, kangkung, nasi dengan lauk, ikan gabus, minyak goreng, hingga tarif dokter umum.
Yuyum menyebut bahwa antisipasi terhadap gejolak harga perlu dilakukan lebih awal, terutama memasuki bulan Juli yang kerap diwarnai dengan lonjakan harga pangan. Beberapa komoditas yang diprediksi mengalami kenaikan, seperti beras, cabai, dan tomat, perlu mendapat pengawasan dan intervensi pasar bila diperlukan.
“Kami mengimbau TPID Samarinda terus memantau pergerakan harga harian. Distribusi harus dijaga lancar, terutama dari produsen ke pasar. Selain itu, sinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat harus diperkuat, termasuk optimalisasi cadangan pangan daerah,” katanya.
Dengan melihat dinamika tersebut, Pemerintah Kota Samarinda didorong untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang sudah terbentuk, tanpa mengabaikan stabilitas harga. Upaya menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan, serta mengantisipasi gejolak musiman, menjadi langkah penting dalam memastikan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pencapaian target ekonomi nasional tahun 2025. (Ramadhani/Par)