UpdateIKN.com, New York – Otorita Ibu Kota Nusantaran (OIKN) menegaskan, upaya-upaya pelibatan serta komunikasi yang terus menerus, kuat dan berarti dengan warga dan masyarakat setempat mengambil bagian sangat penting dalam suksesnya keberhasilan pembangunan Kota Nusantara.

Hal itu disampaikan perwakilan Otorita IKN, Tenaga Ahli Komunikasi, Troy Pantouw, dalam forum ECOSOC High Level Political Forum on Sustainable Development (HPLF) 2023 yang berlangsung pada tanggal 10 hingga 20 Juli 2023, di salah satu ruang konferensi di Markas Besar PBB (UNHQ) New York.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh delegasi dari 196 negara. Dalam kesempatan tersebut juga diadakan seminar bertajuk “Driving changes at the local level: Innovative approaches to localiza the SDGs Experience, reflections, and ways forward”.

Seminar yang berlangsung pada tanggal 17 Juli 2023 diadakan oleh Delegasi Republik Indonesia dengan dukungan penyelenggara oleh UNDP, United Cities dan UCLG.

Diany Sadiawati, Staff Khusus Bidang Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) mewakili Kepala Otorita IKN dalam paparan berjudul “Nusantara : Indonesia’s Sustainable Forest City” menyampaikan, Kota Nusantara bertekad akan menjadi kota pertama di dunia yang menerapkan sebafai Kota Hutan Berkelanjutan.

Dengan luas 256.000 hektar, 3 kali lebih luas dari kotaNew York, hanya 25 persen luasan wilayah akan dikembangkan menjadi wilayah perkotaan. Sementara sisanya akan tetap menjadi area hijau termasuk 65 persen luasan areanya akan menjadi hutan tropis yang sebelumnya adalah hutan tanaman industri.

“Caranya adalah dengan program penghutanan kembali atau penanaman kembali di area tersebut dengan tanaman asli atau setempat. Karena hutan berperan penting dalam penyerapan air, mengurangi potensi banjir and menyerap karbon, ” terangnya.

Sementara itu, lanjut dia, 25 persen wilayah perkotaan yang didesain sebagai kota cerdas berfokus pada teknologi mumpuni yang bukan hanya meningkatkan kualitas hidup, tapi juga mengendalikan lingkungan perkotaan.

Model sirkular ekonomi yang diharapkan berdampak positif pada lingkungan hidup ini dengan tujuan untuk mencapai Kota Nusantara sebagai kota dengan karbon netral di tahun 2045.

Tahun 2045, Nusantara diharapkan menjadi kota yang paling berkelanjutan di dunia dengan sekitar 1,9 juta warga yang berarti akan sama dengan jumlah penduduk San Jose, California pada saat ini.

Fase pertama Pembangunan yang akan berlangsung hingga 2024 adalah persiapan Pembangunan infrastruktur inti dan fasilitas kepemerintahan.

“Otorita Ibu Kota Nusantara menegaskan komitmennya untuk menyelaraskan Pembangunan sesuai dengan prinsip-prinsip SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang menekankan pada berbagai tujuan utama, termasuk pengurangan target kemiskinan, memastikan Pendidikan berkualitas serta layanan kesehatan, mempromosikan kota dan komunitas berkelanjutan, menghadapi perubahan iklim dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, “ papar Diany.

Terkait dengan misi Kota Nusantara sebagai kota dunia yang menetapkan diri sebagai Kota Hutan Berkelanjutan, Kota Nusantara akan memasukkan tujuan No.11 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang berfokus pada perlindungan hutan dan konservasi yang dikawal dengan perangkat aturan dan perencanaan penggunaan tanah.

Menurut dia, hal itu penting untuk memastikan area hutan akan dikonservasi, dan akan ada taman perkotaan, area hijau untuk umum serta kualitas udara yang sangat baik.

Nusantara merencanakan program-program pengurangan dampak cuaca panas di perkotaan dan memberikan tempat rekreasi untuk warga setempat serta tidak akan mengijinkan perusakan hutan serta akan mempertahankan keanekaragaman hayati.

Bagian dari pelaksanaan tujuan ini adalah kontruksi gedung dengan prinsip hijau yang memperhatikan efisiensi energi, penggunaan material ramah lingkungan dan menerapkan desain dengan prinsip-prinsip hijau semisal pencahayaan alami, pemanfaatan air hujan serta atap dengan prinsip hijau.

Diany juga menegaskan bahwa keterhubungan dengan warga dan komunitas setempat sangat penting untuk berhasilnya pembangunan Kota Nusantara. Keterkaitan komunitas dilakukan dengan mendekatkan diri lewat berbagai upaya komunikasi, menjangkau dengan penyediaan berbagai program edukasi serta beragam inisiatif lain yang tujuannya adalah untuk mempromosikan praktik baik keberlanjutan, usaha-usaha dalam melakukan proteksi lingkungan dan manajemen lingkungan hidup termasuk eco-tourism yang akan menunjang keberlanjutan ekonomi bagi warga dan komunitas setempat.

Hadir dalam kesempatan seminar tersebut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa dan beberapa pejabat teras kementerian terkait. (**/MJ)

Iklan