Lebaran, Tarif Angkutan Udara dan Bahan Pangan Naik Picu Inflasi Kaltim

Kenaikan tarif angkutan udara hingga bahan pangan selama lebaran picu inflasi di Kaltim. (Ilustrasi/Ist)

UpdateIKN.com, Samarinda – Kenaikan harga bahan pangan dan tarif angkutan udara selama periode Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah mendorong laju inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Budi Widihartanto menjelaskan, pada April 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 4 kota IHK di Kaltim tercatat sebesar 0,70 persen (mtm), atau 3,21 persen (yoy). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.

Meskipun demikian, inflasi di Kaltim masih tergolong yang terendah ketiga di Pulau Kalimantan dibandingkan dengan daerah lain. Secara kumulatif, inflasi di Kaltim hingga April 2024 mencapai 1,56 persen (ytd).

Menurut Budi Widihartanto, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,35 persen (mtm) dan tingkat inflasi sebesar 1,18 persen (mtm).

“Kenaikan harga komoditas holtikultura dan daging ayam ras menjadi faktor utama pendorongnya,” ujarnya.

Selain itu, terbatasnya pasokan tomat dan bawang merah akibat banjir di sejumlah sentra produksi dan tingginya permintaan daging ayam ras di momen lebaran, mendorong kenaikan harga pada periode tersebut.

Di sisi lain, lonjakan permintaan tiket pesawat selama arus mudik dan balik Lebaran turut memicu inflasi pada kelompok transportasi. Inflasi kelompok ini mencapai 1,43 persen (mtm) dengan andil 0,19 persen (mtm).

Upaya pengendalian inflasi terus digalakkan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Kaltim.

“Berbagai langkah strategis dilakukan, seperti menggelar pasar murah, sidak pasar, dan operasi pasar melalui Kios Sigap dan Sigap Mobile. Selain itu, dilakukan pula penyaluran beras SPHP, aktivasi kerjasama antar daerah (KAD) untuk komoditas bawang merah dan daging ayam ras, serta fasilitasi distribusi pangan untuk memangkas biaya logistik,” terang Budi Widihartanto.

Koordinasi antar TPID di provinsi Kaltim pun terus diperkuat melalui High Level Meeting. Himbauan belanja dan berjualan secara bijak juga gencar dilakukan untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat.

Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K.

“Diharapkan, dengan inflasi yang terkendali, ekonomi Kaltim dapat terus bertumbuh dan membawa masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera,” tutupnya. (**/End/Par)

Iklan