UpdateIKN.com, Samarinda –   Laporan terbaru Jasa Raharja Samarinda untuk Juni 2024 mengungkap fakta mengejutkan mengenai profil korban kecelakaan di Kota Tepian.

Berdasarkan data yang bersumber dari Dashboard Analytic System Integration Jasa Raharja (DASI-JR) dan Laporan Bulanan IRSMS, kecelakaan di Samarinda didominasi oleh pelajar/mahasiswa dan pengendara kendaraan roda dua (R2).

Data tersebut menunjukkan bahwa 45 persen korban berasal dari kelompok pelajar dan mahasiswa, menjadikannya kategori usia paling rentan terlibat dalam kecelakaan. Di sisi lain, kelompok usia produktif (39 tahun) menyumbang 39 persen dari total korban, sementara lansia di atas 56 tahun mencapai 15 persen.

Dari aspek profesi, pelajar dan mahasiswa juga menduduki peringkat tertinggi dengan persentase 33 persen, diikuti oleh individu yang belum bekerja (14 persen), karyawan swasta (12 persen), serta wiraswasta dan ibu rumah tangga masing-masing 11 persen. Profesi lainnya seperti petani/pekebun (7 persen) dan PNS (3 persen) melengkapi daftar tersebut.

Dalam hal jenis kendaraan, roda dua (R2) menjadi kategori yang paling sering terlibat kecelakaan dengan persentase mencapai 66,67 persen. Posisi berikutnya ditempati oleh kendaraan roda empat (22,27 persen), pejalan kaki (9,88 persen), dan roda tiga (0,13 persen). Kendaraan non-bermotor, seperti sepeda, menyumbang angka 0,92 persen dari total kecelakaan.

Selain itu, data juga mencatat distribusi kecelakaan berdasarkan jenis kelamin. Pria mendominasi dengan persentase 71,81 persen, sementara wanita hanya 28,19 persen.

Jasa Raharja Samarinda memastikan setiap korban kecelakaan mendapat haknya sesuai ketentuan. Untuk korban meninggal dunia, keluarga korban menerima santunan sebesar Rp50 juta.

Jika korban tidak memiliki ahli waris, biaya penguburan diberikan sebesar Rp4 juta. Adapun korban luka-luka mendapatkan santunan maksimal hingga Rp20 juta, sementara korban cacat tetap berhak atas santunan hingga Rp50 juta.

Kepala Jasa Raharja Samarinda, Patria Adiwibawa, menegaskan pentingnya kesadaran berlalu lintas, terutama bagi kalangan pelajar dan pengendara roda dua.

“Kami berharap semua pihak meningkatkan kehati-hatian dan disiplin saat berkendara demi mengurangi angka kecelakaan di Samarinda,” ujarnya.

Melihat tingginya angka kecelakaan yang melibatkan kelompok usia pelajar dan mahasiswa, pihak Jasa Raharja Samarinda berencana mengintensifkan program edukasi berlalu lintas. Fokusnya adalah meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya keselamatan jalan raya dan mendorong penggunaan perlengkapan keselamatan berkendara, seperti helm berstandar SNI.

Kecelakaan lalu lintas tidak hanya menjadi masalah individu, tetapi juga memengaruhi keluarga korban, masyarakat, dan negara. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan budaya berlalu lintas yang lebih baik,” tutupnya. (Putri/Par)

Iklan