Inflasi Kaltim Maret 2025 Masih Terkendali, Ekonomi Tetap Stabil

UpdateIKN.com, Samarinda – Tekanan inflasi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Maret 2025 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, inflasi Kaltim masih berada dalam koridor target inflasi nasional, mencerminkan kestabilan ekonomi di tengah dinamika global.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, menyampaikan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada Maret 2025 mencatat inflasi sebesar 2,02 persen secara bulanan (mtm), dengan inflasi tahunan (yoy) 1,36 persen dan inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 0,75 persen.
“Peningkatan inflasi Kaltim utamanya didorong oleh berakhirnya diskon tarif listrik 50 persen yang berlaku pada Januari-Februari lalu untuk pelanggan rumah tangga berdaya hingga 2.200 VA,” tulis Budi Widihartanto dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, permintaan tinggi menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025 juga turut menyumbang inflasi, terutama dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Kontributor utama inflasi Kaltim pada periode ini adalah kelompok perumahan, listrik, air, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil 1,32 persen (mtm). Disusul oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,64 persen (mtm), dipicu oleh lonjakan harga komoditas seperti cabai rawit, ikan layang, udang basah, dan bawang merah.
Untuk menekan laju inflasi, TPID se-Kaltim terus menggalakkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program ini menyasar pada penguatan produksi pertanian melalui mekanisasi, bantuan pupuk, serta sarana dan prasarana pertanian bagi kelompok tani di Kaltim.
Selama bulan Maret 2025, Gerakan Pangan Murah (GPM) digelar di lebih dari 150 titik di seluruh kabupaten/kota Kaltim. GPM menyediakan bahan pangan pokok seperti cabai dan sayuran dengan harga terjangkau guna menjaga keterjangkauan harga selama Ramadan. Distribusi pangan juga difasilitasi untuk memastikan pasokan ke kelompok tani (Poktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
Tak hanya itu, komunikasi dan koordinasi antar TPID terus diperkuat melalui rapat koordinasi dan kampanye Ulama Peduli Inflasi. Langkah ini bertujuan membangun kesadaran masyarakat untuk belanja bijak dan mendukung diversifikasi pangan sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Ke depan, TPID Kaltim akan terus memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan melalui strategi 4K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Selain itu, TPID juga mendorong pertumbuhan investasi sektor swasta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim yang berkelanjutan, serta menjaga inflasi Kaltim tetap rendah dan stabil. (*/Putri/Par)