Dinamika Jelang Musdaprov SMSI Kaltim, Samarinda Jadi Magnet Politik Organisasi Media Siber

UpdateIKN.com, Samarinda – Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah Provinsi (Musdaprov) Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalimantan Timur (Kaltim) pada 11 Mei 2025, atmosfer pemilihan Ketua baru semakin dinamis.
Dengan enam kandidat yang telah resmi mendaftar, perhatian kini mengarah kuat ke Kota Samarinda, bukan hanya sebagai tuan rumah, tetapi juga sebagai episentrum pergerakan suara dan strategi.
Menariknya, empat dari enam calon berasal dari Samarinda, menandakan bahwa kota ini kini menjadi barometer kekuatan dalam internal SMSI Kaltim. Namun, Ketua SMSI Samarinda, Arditya Abdul Aziz, tetap menunjukkan sikap tenang dan penuh pertimbangan.
“Kami di Samarinda tidak ingin gegabah menentukan dukungan. Yang kami cari adalah pemimpin yang mampu membawa SMSI Kaltim ke arah yang lebih profesional dan berwibawa,” ujarnya.
Keenam calon Ketua SMSI Kaltim yang telah mendaftarkan diri adalah:
1.Wiwid Mahendra (Plt Ketua SMSI Kaltim)
2.Agus Susanto (Pengurus SMSI Kaltim)
3.Yakub Anani dan Jerin (Pengurus SMSI Samarinda)
4.Indra Teguh (Ketua SMSI Berau)
5.Imaduddin Abdurrachim (Pengurus SMSI Balikpapan)
Keberagaman latar belakang para calon menunjukkan kompetisi terbuka yang mencerminkan tumbuhnya semangat demokrasi dalam tubuh SMSI Kaltim.
Meski menjadi kota asal mayoritas kandidat, Arditya menegaskan bahwa dukungan dari Samarinda tidak akan diberikan atas dasar kedekatan geografis semata. Dia menyebut integritas, pengalaman, dan kesamaan visi sebagai faktor utama.
“Saya tidak akan memilih hanya karena kandidat berasal dari Samarinda. Siapapun yang memiliki kapasitas dan pemahaman kuat tentang tantangan media digital di daerah, layak mendapat dukungan,” ucapnya.
Arditya mengaku saat ini intens menjalin komunikasi dengan ketua-ketua SMSI di kabupaten/kota lain. Dia menilai bahwa proses Musdaprov harus dimaknai sebagai ajang memperkuat solidaritas antar daerah, bukan sekadar perebutan jabatan.
“Banyak calon menghubungi saya, berdiskusi tentang visi mereka. Tapi lebih dari itu, saya juga banyak berdiskusi dengan ketua SMSI di daerah lain. Kita harus satu suara soal arah organisasi ke depan,” katanya.
Arditya juga menekankan pentingnya memilih ketua yang mampu menjaga independensi media, serta mendorong profesionalisme dalam ekosistem pers daring. Dia menyatakan, SMSI harus mampu menjadi wadah media siber yang kredibel, bukan sekadar perkumpulan formalitas.
“Jabatan Ketua SMSI bukan posisi seremonial. Ini adalah tanggung jawab besar. Kita butuh pemimpin yang punya nyali menjaga marwah media,” tegasnya.
Musdaprov SMSI Kaltim akan menjadi panggung penentu bagi sembilan ketua SMSI kabupaten/kota yang memiliki hak suara. Samarinda, Balikpapan, Bontang, Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Kukar, Penajam Paser Utara, dan Pase, semuanya memiliki satu suara yang sama bobotnya.
Dengan dinamika yang menghangat dan komunikasi antar daerah yang semakin intens, Musdaprov kali ini diprediksi akan menjadi salah satu yang paling kompetitif dalam sejarah SMSI Kaltim.
“Yang terpenting, kita semua jaga etika organisasi. Jangan sampai kontestasi ini membuat kita terpecah. Mari jadikan Musdaprov sebagai momentum konsolidasi kekuatan media di Kalimantan Timur,” tutup Arditya. (*/Par)