UpdateIKN.com, Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Afif Rayhan Harun, menyampaikan keyakinannya bahwa Kaltim mampu mencapai target swasembada beras dalam waktu enam bulan seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI.
Meskipun tantangan masih mengadang, terutama terkait keterbatasan lahan pertanian, Afif menegaskan bahwa keberhasilan akan sangat ditentukan oleh sinergi antar pemerintah daerah dan pemangku kepentingan.
“Saya rasa bisa. Sekarang apa sih yang tidak bisa di dunia ini, kecuali tidak berusaha? Samarinda saja bisa, apalagi kalau seluruh provinsi bersatu dan mengesampingkan ego sektoral,” ujarnya belum lama ini.
Afif menyoroti pentingnya menghapus friksi antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi. Menurutnya, selama elit politik saling bertentangan, yang menjadi korban adalah masyarakat kecil.
“Yang dirugikan ini rakyat. Elit-elitnya saling bertentangan, yang memusuhi rakyat. Maka kita harus berjibaku bersama menjaga ketahanan pangan, karena pangan itu lebih utama daripada pendidikan sekalipun. Tanpa pangan, semuanya runtuh,” katanya.
Menurut dia, hal sejalan dengan prioritas pembangunan nasional yang saat ini tengah fokus pada ketahanan pangan berkelanjutan, terutama di wilayah strategis seperti Kaltim yang kini menjadi perhatian nasional pasca penetapan Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah tersebut.
Ketika ditanya mengenai lahan-lahan potensial untuk mendukung program swasembada beras, Afif mengakui bahwa saat ini sebagian besar wilayah di Kaltim, khususnya Samarinda, belum optimal secara pertanian. Namun, ia menilai bahwa kekurangan tersebut bisa disiasati melalui kerjasama lintas wilayah dan pengembangan teknologi pertanian.
“Saya taunya di daerah Samarinda saja sih, di wilayah L juga ada. Tapi masalah yang lebih mendasar adalah kita masih kurang banyak komoditas dasar. Telur masih kurang, daging kita 60 persen masih impor. Ini yang harus dipikirkan bersama,” katanya.
Hal ini menunjukkan bahwa selain fokus pada beras, program ketahanan pangan Kaltim perlu juga menyentuh diversifikasi pangan, seperti peningkatan produksi telur, daging, dan komoditas hortikultura lainnya.
Afif Rayhan Harun juga mengajak masyarakat untuk mendukung langkah-langkah pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda, untuk kembali melirik sektor pertanian sebagai sektor strategis dan menjanjikan.
“Kita harus sama-sama mendukung. Anak muda harus mulai tertarik ke pertanian modern. Jangan sampai kita bergantung terus dari luar. Kalau kita kompak, pasti bisa,” tutup Afif. (Putri/ADV)