UpdateIKN.com, Samarinda –   Anggota DPRD Samarinda, Abdul Rohim merespons lambannya penanganan pasca-banjir yang merusak sekitar 50 hektare lahan pertanian di wilayah Lempake.

“Petani Lempake tidak butuh janji, mereka butuh tindakan cepat dari pemerintah,” tegas

Rohim menyoroti bahwa meski status tanggap darurat sudah ditetapkan, bantuan riil di lapangan masih belum terasa. Para petani yang menjadi korban bencana ini terancam kehilangan penghasilan untuk waktu yang tidak sebentar, namun hingga kini mereka masih menunggu kepastian bantuan dari Pemerintah Kota Samarinda.

“Dana tanggap darurat sudah ada. Pemerintah hanya perlu bergerak cepat tanpa memperumit dengan birokrasi. Kalau terus menunggu proses yang berbelit, petani kita makin terpuruk,” kata Rohim.

Dia mengingatkan bahwa dana tersebut bisa langsung digunakan untuk memperbaiki infrastruktur pertanian, saluran irigasi, hingga bantuan langsung tunai bagi petani terdampak. Namun semua itu bergantung pada kecepatan verifikasi data dari RT hingga kecamatan.

“Verifikasi penting, tapi jangan jadi alasan untuk lambat. Kita bisa lakukan secara paralel. Jangan biarkan masyarakat terus menunggu di tengah krisis,” ujarnya.

Abdul Rohim juga mendorong agar Pemkot Samarinda membuka ruang komunikasi yang transparan dengan petani, agar kebutuhan mereka bisa ditangani lebih tepat sasaran.

“Tak ada anggaran pengganti gagal panen memang, tapi itu bukan alasan untuk diam. Dana darurat harus dimaksimalkan, minimal bisa menjaga daya tahan ekonomi petani kita,” tegasnya. (Putri/ADV)

Iklan