UpdateIKN.com, Kutim  – Angka stunting di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Berdasarkan data terbaru Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, pada September 2024, jumlah keluarga yang masuk dalam kategori berisiko stunting menurun menjadi 12.362 keluarga, dari sebelumnya 15.576 keluarga pada Juni 2024.

Penurunan ini menjadi salah satu pencapaian penting dalam upaya bersama yang dilakukan oleh DPPKB Kutim serta berbagai pihak terkait.

Tidak hanya pada jumlah keluarga berisiko, penurunan juga terlihat pada jumlah anak yang mengalami stunting. Pada Juni 2024, tercatat 1.801 anak mengalami stunting, namun angka ini menurun menjadi 1.748 anak pada September 2024.

Walaupun penurunan ini terbilang kecil, tren positif yang konsisten menunjukkan bahwa program intervensi yang dilaksanakan pemerintah daerah bersama mitra kerja mulai memberikan hasil nyata.

Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaedi, menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam upaya menurunkan angka stunting.

“Ini tugas berat, tapi kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari seluruh elemen, termasuk lembaga mitra dan perusahaan, sangat penting,” katanya.

Dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), Achmad juga menekankan pentingnya membangun keluarga yang kuat dan sehat, terbebas dari ancaman stunting.

Namun, tantangan masih ada. Kecamatan Muara Bengkal menjadi wilayah dengan kasus stunting tertinggi, dengan 224 anak terdampak. Sebaliknya, Kecamatan Batu Ampar menjadi wilayah dengan angka stunting terendah, hanya mencatatkan 5 anak stunting. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan signifikan secara keseluruhan, upaya lebih lanjut tetap diperlukan di wilayah-wilayah tertentu.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya bersama ini, DPPKB Kutim memberikan penghargaan kepada individu, kelompok, dan perusahaan yang dinilai berperan besar dalam penurunan angka stunting. Penghargaan ini tidak hanya diberikan pada tingkat kabupaten, tetapi juga melibatkan kontribusi di tingkat nasional. (**/Par)

Iklan