Rupiah Menguat, Ekonomi Terjaga di Tengah Tekanan Global

Rupiah menguat di akhir September 2024, didukung oleh strategi bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi. (Ft: istimewa)

UpdateIKN.com, Jakarta –   Perkembangan nilai tukar Rupiah dan aliran modal asing di Indonesia terus menunjukkan tren yang menarik pada akhir September 2024.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Bank Indonesia, Rupiah ditutup pada level Rp15.160 per dolar AS pada hari Kamis, 26 September 2024. Namun, pada pembukaan pagi hari Jumat, 27 September 2024, Rupiah menguat ke level Rp15.070 per dolar AS.

Pergerakan ini mencerminkan kondisi ekonomi domestik yang relatif stabil di tengah tekanan global, seperti kenaikan yield UST (US Treasury) Note 10 tahun yang mencapai 3,796 persen, dan pelemahan DXY (indeks dolar AS) ke level 100,56. Kenaikan yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun di level 6,47 persen juga turut mencerminkan dinamika pasar keuangan Indonesia.

Kondisi stabilitas Rupiah ini tidak terlepas dari strategi bauran kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia dalam menjaga ketahanan ekonomi eksternal Indonesia.

“Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memastikan stabilitas pasar finansial tetap terjaga,” tulis Asisten Gubernur BI Erwin Haryono, pada rilisnya, Jumat (27/9/2024).

Aliran Modal Asing dan Investasi Selama minggu keempat bulan September 2024, aliran modal asing menunjukkan adanya jual neto sebesar Rp9,73 triliun. Ini terdiri dari Rp2,88 triliun di pasar saham, Rp1,30 triliun di pasar SBN, dan Rp5,55 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Meski demikian, secara kumulatif sepanjang tahun 2024, aliran modal asing masih mencatatkan beli neto sebesar Rp57,13 triliun di pasar saham, Rp31,07 triliun di pasar SBN, dan Rp193,60 triliun di SRBI.

Pada semester II tahun 2024, aliran modal asing tetap menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap pasar keuangan Indonesia, dengan total beli neto sebesar Rp56,79 triliun di pasar saham, Rp65,03 triliun di pasar SBN, dan Rp63,25 triliun di SRBI.

Kenaikan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun, yang tercatat sebesar 67,36 bps per 26 September 2024, sedikit meningkat dari 67,28 bps pada 20 September 2024, namun masih mencerminkan kepercayaan investor yang baik terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Dengan kondisi pasar keuangan yang dinamis dan kebijakan yang terkoordinasi, Indonesia tetap berhasil menjaga stabilitas ekonomi meskipun tantangan eksternal terus berdatangan.

“Kinerja Rupiah yang stabil, serta komitmen pemerintah dalam mengelola aliran modal asing menjadi bukti bahwa ekonomi Indonesia terus bertahan di tengah ketidakpastian global,” katanya.

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memonitor perkembangan ekonomi global dan domestik, serta memperkuat bauran kebijakan, agar stabilitas nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan tetap terjaga. (**/End)

Iklan