Rupiah Melemah, Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Kuat

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Bayuadi Hardiyanto saat menyampaikan paparan di kegiatan Deseminasi Laporan Perekonomian Provinsi. (Ft: End)

UpdateIKN.com, Samarinda   – Nilai tukar rupiah pada Juni 2024 sedikit melemah dibandingkan akhir Desember 2023, namun masih lebih baik dibandingkan pelemahan mata uang negara lain. Hal ini diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Bayuadi Hardiyanto.

Meskipun nilai tukar rupiah melemah, neraca pembayaran Indonesia tetap terjaga dengan baik.

“Surplus neraca perdagangan yang hingga Juni 2024 tercatat sebesar USD 2,39 miliar dan aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio pada semester II 2024 (hingga 14 Juni 2024) mencatat net inflows sebesar USD 4 miliar,” jelas Bayuadi pada kegiatan Deseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP), Rabu kemarin.

Kata dia, kondisi ini menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia yang kuat, bahkan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir Mei 2024 juga meningkat menjadi USD 139,0 miliar, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Sementara itu, di tengah tekanan perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi nasional dan regional masih solid. Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2024 menunjukkan kinerja positif, relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Lapangan usaha industri menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Bayuadi.

Adapun secara regional, Kalimantan memegang pangsa PDB ketiga terbesar di nasional dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 sebesar 6,17 persen (yoy), tertinggi kedua dibandingkan wilayah lain.

“Kaltim merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi keempat di antara seluruh provinsi di tingkat nasional,” lanjut Bayuadi.

Ekonomi nasional di tahun 2023 tumbuh positif di level 5,05 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya yakni 5,31 persen (yoy). Pada triwulan I 2024, ekonomi nasional tumbuh positif di level 5,01 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 5,04 persen (yoy).

Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate (BI 7DRR) di level 6,25 persen. Kebijakan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi.

“BI akan terus memantau perkembangan ekonomi nasional dan global serta akan mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutup Bayuadi. (End/Par)

Iklan