UpdateIKN.com, Samarinda –   Proyek pembangunan rel kereta api listrik di Kota Samarinda menghadapi kendala besar, terutama dari sisi pendanaan.

Hasil ekspos laporan akhir penyusunan dokumen studi kelayakan (FS) mengungkapkan bahwa proyek ini membutuhkan dana fantastis mencapai Rp 8 triliun, angka yang jauh melampaui kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Samarinda.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengakui, pendanaan menjadi hambatan terbesar dalam merealisasikan proyek ini.

“Meski angkanya besar, dokumen FS ini memberi kami dasar untuk mengajukan dukungan dari pemerintah pusat, provinsi, dan investor swasta,” ujarnya baru-baru ini.

Wali Kota Andi Harun menyakinkan,  bahwa proyek ini akan diposisikan sebagai proyek strategis nasional untuk menarik minat berbagai pihak dalam pembiayaannya.

Selain pendanaan, tantangan lain yang dihadapi adalah memastikan proyek ini tetap relevan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Samarinda, sebagai salah satu kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi di Kalimantan Timur, membutuhkan solusi transportasi yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau bagi masyarakat.

Namun demikian, rel kereta api listrik dianggap sebagai jawaban atas berbagai masalah tersebut. Proyek ini tidak hanya diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara, tetapi juga meringankan beban pengeluaran masyarakat terhadap kendaraan pribadi.

“Transportasi berbasis rel merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan,” ujar Wali Kota Andi Harun.

Meskipun tantangan pendanaan masih menjadi persoalan utama, Wali Kota Andi Harun optimis, bahwa posisi strategis Samarinda akan menjadi nilai tambah untuk merealisasikan proyek ini. Dengan potensi sebagai penghubung utama Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, jaringan rel kereta api ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas antarwilayah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Langkah selanjutnya adalah menggalang kerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah di berbagai tingkat.

“Proyek ini tidak hanya berdampak pada transportasi, tetapi juga dapat menjadi penggerak ekonomi lokal,” pungkasnya. (Putri/Par)

Iklan