UpdateIKN.com, Samarinda – Proyek pembangunan terowongan Gunung Manggah yang menghubungkan Jalan Kakap dengan Jalan Sultan Alimuddin mengalami keterlambatan dalam progres pengerjaannya.
Meskipun pengerjaan telah mencapai hampir 40 persen, namun hal ini masih menimbulkan kekhawatiran karena target penyelesaiannya pada tahun 2024 tampaknya tidak akan tercapai.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Anhar, memberikan tanggapannya terhadap keterlambatan ini. Menurutnya, dalam proyek sebesar ini, keterlambatan adalah hal yang lumrah dan wajar.
Anhar menekankan kompleksitas proyek tersebut yang tidak hanya melibatkan perbaikan jalan, tetapi juga pembuatan terowongan.
“Keterlambatan adalah hal yang bisa diprediksi, terutama dengan adanya proses pembuangan tanah dan penanganan akses lalu lintas yang kompleks,” ujarnya.
Meskipun demikian, Anhar menyatakan optimismenya terhadap kemampuan perusahaan BUMN yang ditugaskan menangani proyek tersebut. Dia yakin bahwa mereka memiliki perencanaan yang matang dan dapat mengatasi tantangan yang ada.
“Sebagai perusahaan BUMN, mereka pasti memiliki solusi untuk mengatasi keterlambatan ini. Yang penting, progres proyek terus dipantau sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,” katanya.
Anhar juga menyoroti konsekuensi dari keterlambatan ini, terutama karena proyek ini termasuk dalam Multi Years Contract (MYC), yang harus selesai sebelum masa jabatan Wali Kota berakhir.
“Jika tidak, akan dibutuhkan kesepakatan baru antara Pemkot dan DPRD Samarinda, yang bisa memperpanjang proses pembangunan,” katanya.
Anhar menambahkan, pentingnya meminimalisir keterlambatan dan mengantisipasi segala kemungkinan yang muncul dalam proyek ini agar dapat diselesaikan tepat waktu. (Adv/RN/Par)