UpdateIKN.com, Samarinda –   Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) mulai mengoptimalkan potensi lahan eks tambang untuk mendukung program ketahanan pangan.

Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menyebut, terdapat lebih dari 150 titik tambang tidak terkelola dengan baik yang tersebar di Kukar, Berau, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Timur (Kutim), dan Kutai Barat (Kubar). Data tersebut berasal dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam).

“Di Kukar ada 111 titik, Berau 26, PPU 16, Kutim 10, dan Kubar 2. Semua itu bisa kita manfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan. Tantangannya hanya apakah kita mau mengelolanya dengan baik,” ujarnya usai melaksanakan kegiatan panen perdana 4 in 1 di Kecamatan Babulu, PPU.

Salah satu langkah konkret Pemprov Kaltim adalah menjadikan kawasan eks tambang di Samboja sebagai percontohan reklamasi yang berhasil. Akmal Malik menjelaskan, lahan tersebut kini hijau kembali dan dimanfaatkan untuk peternakan domba, kambing, serta sapi.

“Kunci keberhasilannya adalah mempersiapkan pakan terlebih dahulu. Misalnya, di Samboja, kami menanam rumput odot sebagai pakan ternak. Tanah eks tambang justru cocok untuk jenis tanaman ini,” katanya.

Menurutnya, kebijakan reklamasi ini bertujuan lebih dari sekadar pemulihan lingkungan. Pemprov Kaltim ingin memastikan lahan pascatambang dapat memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dengan dukungan pemerintah daerah, model di Samboja diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain. Namun, Akmal Malik mengakui tantangan tidak kecil.

“Saat ini kami baru berhasil di satu titik. Prosesnya memang tidak mudah, tetapi yang penting adalah memberi contoh yang baik,” ujarnya.

Reklamasi eks tambang yang dijalankan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan, sekaligus mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang yang tidak terkelola. Keberhasilan di Samboja juga membuka peluang besar untuk ekspansi ke wilayah eks tambang lainnya di Kalimantan Timur. (End)

Iklan