Kinerja APBN Kaltim 2024 Positif, Inflasi Hanya 1,47 Persen

Inflasi Kaltim naik, salah satunya disumbang dari Kelompok makanan

UpdateIKN.com, Samarinda –   Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan capaian positif sepanjang 2024. Tingkat inflasi pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,47 persen year-on-year (yoy).

Angka ini dipengaruhi oleh kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, terutama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur, M. Syaibani, menyebut pencapaian ini sebagai bukti pengelolaan fiskal yang efektif.

“Inflasi yang terkendali menjadi indikator penting stabilitas ekonomi regional, terutama dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga global,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, Realisasi Pendapatan Negara Kalimantan Timur hingga akhir 2024 mencapai Rp42,69 triliun atau 100,49 persen dari target sebesar Rp42,48 triliun. Meski demikian, secara yoy terjadi kontraksi sebesar 3,25 persen akibat penurunan harga komoditas global, terutama batubara.

Syaibani menjelaskan, sektor pertambangan masih menjadi kontributor utama bagi pendapatan pajak.

“Meskipun ada tantangan berupa penurunan harga komoditas, sektor ini tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan perpajakan,” katanya.

Sementara itu, Belanja Negara Kalimantan Timur hingga 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp92,55 triliun, atau 97,23 persen dari pagu tahunan Rp95,18 triliun. Angka ini tumbuh 5,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Syaibani, alokasi belanja negara difokuskan pada proyek strategis dan program layanan masyarakat.

“Peningkatan belanja negara ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama menjelang operasionalisasi IKN,” ujarnya.

Penerimaan perpajakan di Kalimantan Timur terealisasi sebesar Rp39,25 triliun atau 97,40 persen dari target. Namun, angka ini sedikit turun sebesar 4,13 persen yoy, disebabkan oleh menurunnya harga batubara di pasar global serta penurunan PPh Pasal 25/29 Badan.

Di sisi lain, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencatat kinerja positif dengan realisasi sebesar Rp3,44 triliun (156,82 persen dari target). Pertumbuhan ini didorong oleh kontribusi pendapatan jasa kepelabuhan dan layanan pendidikan yang mengalami peningkatan signifikan.

“Kinerja PNBP yang melonjak menunjukkan optimalisasi pendapatan non-pajak di berbagai sektor. Ini penting untuk diversifikasi sumber pendapatan daerah,” terang Syaibani.

Menyambut 2025, Syaibani optimis bahwa perekonomian Kalimantan Timur akan semakin solid.

“Dengan inflasi yang terkendali di angka 1,47 persen dan pendapatan yang melampaui target, Kaltim siap menghadapi tantangan ekonomi global,” pungkasnya. (End)

Iklan