UpdateIKN.com, Samarinda –   Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), H. Baba, yang juga merupakan politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menyoroti serius persoalan keterbatasan daya tampung sekolah negeri di Kota Balikpapan.

H. Baba menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pihak swasta untuk menjawab tantangan akses pendidikan yang merata dan berkualitas di Balikpapan.

“Kondisi di Balikpapan saat ini, daya tampung sekolah negeri baru bisa mengakomodasi sekitar 51 persen lulusan SMP dan Madrasah, sementara sisanya, sekitar 49 persen, harus melanjutkan ke sekolah swasta,” ujarnya ditemui usai memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim di Ruang Rapat Gedung E DPRD Kaltim,  Selasa (10/6/2025).

Namun dia menegaskan, pemerintah telah membangun kerja sama yang kuat dengan sektor swasta untuk bersama-sama meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan.

Menurutnya, keterbatasan ruang belajar (rumbel) dan fasilitas sekolah menjadi tantangan utama. Namun, solusi konkret telah mulai diupayakan oleh Komisi IV DPRD Kaltim bersama Pemprov Kaltim.

“Untuk tahun ini, kita telah mengusulkan penambahan dua SMA baru di Balikpapan dan melakukan pengembangan di SMK Negeri 5 Balikpapan. Di lokasi SMK 5 yang memiliki lahan seluas 16 hektare itu, akan kita tambahkan ruang belajar atau bahkan membangun sekolah baru,” ujarnya.

Meski secara keseluruhan daya tampung pendidikan tingkat menengah atas di Kaltim tidak mengalami masalah besar, H. Baba menilai adanya kecenderungan siswa hanya ingin masuk ke sekolah-sekolah tertentu yang dianggap unggulan.

“Sebetulnya kalau siswa didistribusikan secara merata ke seluruh SMA dan SMK, tidak akan ada masalah kekurangan kursi. Tetapi karena mindset sebagian besar orang tua dan siswa yang ingin masuk sekolah favorit, ini menjadi tantangan tersendiri. Prinsipnya, jika semua sekolah diisi merata, tidak akan ada yang tidak tertampung,” tegas politisi PDIP ini.

Dalam mendukung pemerataan pendidikan, H. Baba memastikan semua jalur penerimaan siswa baru akan dimaksimalkan, baik itu jalur zonasi, jalur prestasi, maupun jalur reguler. Jalur domisili, lanjutnya, bahkan diprediksi akan mengalami peningkatan kontribusi hingga lebih dari 30 persen dari total kuota, ditambah dengan skema cadangan sebesar 5 persen.

H. Baba juga menekankan pentingnya validasi data dan pengawasan ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan bantuan pendidikan.

“Semua jalur akan kita maksimalkan agar tidak ada siswa yang tertinggal. Kita akan pastikan juga agar program beasiswa tepat sasaran dan sesuai prosedur, melalui empat alur yang sudah ditetapkan,” tutupnya. (Putri/ADV)

Iklan