UpdateIKN.com, Samarinda – Ditetapkannya Kaltim sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi magnet banyak orang untuk datang. Kondisi ini berdampak pada peningkatan konsumsi pangan hingga mempengaruhi inflasi daerah.
“Kalau kita lihat, potensi peningkatan tekanan inflasi yang bersumber dari masyarakat ini karena adanya IKN, sehingga banyak orang yang masuk ke Kaltim, akhirnya terjadi peningkatan harga komoditas, termasuk angkutan udara. Ini berpengaruh pada inflasi juga, khususnya pangan, ” ujar Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto pada kegiatan Kick Off GNPIP Kaltim, Selasa (29/8/2023).
Dikatakannya, yang juga menjadi potensi meningkatnya inflasi saat ini adalah fenomena El Nino.
“Termasuk adanya fenomena El Nino, sehingga berpengaruh ke tanaman, ” katanya.
Menurut Budi Widihartanto, Kaltim harus tetap mewaspadai kenaikan inflasi. Terlebih sekarang ini inflasi Kaltim menjadi yang tertinggi di Pulau Kalimantan.
“Inflasi di Kaltim patut kita waspadai. Karena secara kumulatif hingga Juli kemarin inflasi kita mencapai 2,38 persen. Memang masih rendah, tapi diantara Kalimantan kita sudah yang tertinggi, ” ujarnya.
Dirinya berharap ada sinergitas seluruh pihak untuk bersama-sama mengendalikan inflasi daerah.
“Harapannya sampai akhir tahun inflasi kita bisa capai 3 persen atau kisaran sedikit di bawah 3 persen. Semoga ini menjadi perhatian kita semua, termasuk kami dari Bank Indonesia, ” katanya.
“Mari kita bersinergi dan berkolaborasi. Dengan semangat gotong royong mengendalikan inflasi nasional, khususnya dalam rangka mengendalikan inflasi pangan. Karena inflasi pangan adalah komoditas yang bisa kita kendalikan bersama, khususnya di Kaltim, ” imbuhnya. (End/MJ)