Kekurangan Dokter Spesialis, Mahulu Rujuk Pasien ke Daerah Lain

Kepala Dinas Kesehatan Mahulu, Petronela Tugan. (Ft:is/Istimewa)

UpdateIKN.com, Mahulu  – Mahakam Ulu (Mahulu), kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia, menghadapi masalah serius dalam pelayanan kesehatan akibat kekurangan tenaga dokter spesialis di sejumlah fasilitas kesehatan, terutama rumah sakit. Kondisi ini mengakibatkan banyak pasien terpaksa dirujuk ke daerah lain yang memiliki tenaga dokter spesialis dan fasilitas medis yang lebih lengkap.

“Kita di Mahulu ini memang masih sangat kurang tenaga dokter spesialis. Karena beberapa pelayanan spesialistik yang dibutuhkan itu masih belum ada. Seperti spesialis anak, spesialis kebidanan, dan spesialis bedah itu memang kita belum memiliki saat ini,” Ungkap Kepala Dinas Kesehatan Mahulu, Petronela Tugan.

Menurut dia, hingga saat ini, dokter spesialis yang bertugas di dua Rumah Sakit Pratama di Mahulu merupakan bagian dari Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan RI. Namun, program ini bersifat kontrak, dan masa tugas para dokter tersebut hanya berlangsung selama satu tahun.

“PGDS itu dokter yang dikirim dari kementerian kesehatan. Jadi, setelah satu tahun jika tidak ada lagi yang berminat untuk mengambil formasi di Mahulu maka tidak ada lagi dokter spesialisnya,” ujar Petronela Tugan.

Dia menyebut, saat ini, dokter spesialis penyakit dalam yang ada di Mahulu baru bertugas selama dua bulan, sementara kontraknya akan berakhir dalam 10 bulan ke depan.

Dokter spesialis kebidanan yang bertugas di Mahulu pun menghadapi situasi serupa. Masa kontraknya akan berakhir pada bulan September 2024, yang memaksa rumah sakit untuk terus merujuk pasien kebidanan ke daerah lain. Kondisi ini tentunya berdampak pada akses layanan kesehatan masyarakat Mahulu, terutama bagi pasien yang membutuhkan perawatan khusus.

Selain dokter kebidanan dan spesialis anak, Mahulu juga sangat membutuhkan dokter spesialis anestesi. Tenaga medis ini sangat krusial dalam menangani pasien yang memerlukan operasi, perawatan intensif, dan kondisi darurat di ICU maupun IGD.

“Karena untuk ruang ICU, IGD, maupun rawat inap, terutama pasien yang mengalami kondisi tidak sadar diri atau perawatan intensif, itu semua ditangani oleh dokter spesialis anestesi, karena memang kita kekurangan dokter spesialis. Sementara kita di Mahulu belum ada, dan di beberapa rumah sakit daerah lainnya juga cukup kesulitan untuk mendapatkan dokter itu,” tandasnya. (Is/End/Par)

Iklan