UpdataIKN.com, Samarinda – Tiga kota di Kalimantan Timur memiliki angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang cukup tinggi. Yakni, Kota Balikpapan, Kota Samarinda dan Kota Bontang.
Bahkan dari Kota Samarinda sendiri, kasus kekerasan tersebut sebanyak 240 kasus terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini bukan hanya membuat kaget banyak pihak, namun juga menimbulkan kekhawatiran. Seperti yang disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti.
“Data kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah mencapai 240 kasus, yang terjadi sejak tahun 2023 hingga awal 2024 ini. Kami kaget juga ada 240 kasus kekerasan, bahkan kekerasan seksual di satuan pendidikan,” ungkapnya.
Puji menegaskan, peran seluruh sektor sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan tindak kekerasan tersebut, termasuk orang tua.
“Kita ingin melihat peran semua sektor, karena semua ikut bertanggung jawab. Karena bukan hanya Disdik (Dinas Pendidikan). Dari Permendikbudristek Nomor 40/2023 sudah disebut apa alasannya,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin tak membantah adanya kasus kekerasan di lingkungan sekolah. Namun menurutnya, jumlah kasus yang diterima pihaknya tidak sebanyak kabar yang berkembang.
“Mengenai kasus ini memang iya benar ada, tapi dari data yang kami dapat, jumlahnya tidak sebanyak itu. Karena biasanya kalau terjadi di sekolah itu, informasinya cepat berkembang, sehingga semua tahu,” katanya.
Untuk pencegahan, lanjutnya, pihaknya telah membentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di sekolah.
“Saya pastikan Satgas penanganan kekerasan ini semua sekolah sudah ada terbentuk dan dipantau Kemenristek melalui aplikasi dapodik. Secara regulasi sudah terbentuk tinggal, kebersamaan kita mengimplementasikan supaya kekerasan-kekerasan seksual, fisik dan non fisik bisa seminimal mungkin,” imbuhnya. (Putri/Adv)