UpdateIKN.com, Samarinda – Tugas, tanggungjawab dan resiko sebagai seorang petugas Pemadam Kebakaran tidaklah mudah. Baik itu Anggota Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar), PMK swasta maupun relawan. Mereka harus siap kapanpun ketika ada kejadian kebakaran. Tantangan bisa saja terjadi, bahkan hingga ancaman kehilangan nyawa sekalipun.
Seperti dua musibah kebakaran yang terjadi belum lama ini. Relawan Samarinda dan Relawan Anggana kehilangan dua orang anggota terbaiknya.
Pertama, Muhammad Haikal Rafli (18) yang merupakan Relawan Anggana yang gugur saat berupaya memadamkan api di lokasi kebakaran di Jalan Cendana RT 12, Desa Anggana, pada Rabu siang lalu (22/11/2023).
Haikal tersengat listrik saat berusaha memadamkan kobaran api yang membuat nyawanya tak tertolong.
Korban kedua adalah, Efni Nuryanto yang merupakan Relawan Cendana. Dia meninggal saat perjalanan menuju ke lokasi kejadian kebakaran di Jalan Agus Salim Gang Tanjung, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Samarinda Kota pada Sabtu malam (25/11/2023).
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Samarinda, Hendra AH menyampaikan belasungkawanya atas gugurnya dua orang relawan dalam musibah kebakaran tersebut.
Kepada seluruh jajaran Disdamkar Kota Samarinda, PMK swasta dan relawan, Hendra AH mengimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya ketika terjadi kebakaran.
Dia juga mengingatkan pentingnya menjaga keselamatan diri ketika memadamkan api, maupun ketika dalam perjalanan menuju ke lokasi kejadian kebakaran, agar terhindar dari musibah.
“Imbauannya, kita dalam menyelamatkan orang lain, namun juga kita sendiri harus selamat. Hendaknya selalu berhati-hati sebagai Pemadam Kebakaran maupun relawan. Selalu waspada, pikirkan keselamatan diri dan anggota, ” ucapnya, Minggu (26/11/2023).
Dikatakannya, Disdamkar Kota Samarinda sendiri sudah sering kali memberikan imbauan kepada seluruh relawan untuk menjaga keselamatan saat melaksanakan tugas.
“Kita sudah sering kali di setiap rapat-rapat pertemuan dengan Kepala Satuan Relawan, untuk selalu berhati-hati menjaga keselamatan, agar penanganan kita tidak terjadi musibah, ” katanya.
Menurut Hendra AH, tantangan, kendala dan resiko juga kerap muncul di lokasi kebakaran. Seperti peristiwa kebakaran yang terjadi di Jalan Agus Salim Gang Tanjung, Sabtu malam tadi. Dimana, terdapat beberapa oknum warga yang diketahui membawa senjata tajam serta sempat terjadi perebutan nozel dan selang milik petugas Pemadam Kebakaran oleh warga.
“Kalau ada warga yang berulah atau membuat keributan segala macam saat terjadi kebakaran, memang ada saja yang begitu. Warga marah karena mereka tidak mengerti bahwa Damkar itu sudah profesional memadamkan api. Tapi warga mungkin ada yang takut rumahnya terbakar, makanya merebut selang, ” katanya.
“Ada juga yang kadang mengancam dengan senjata tajam. Tapi saya imbau pada anggota, kalau hanya mulut saja tidak usah dilayani, tapi kalau sudah melakukan kekerasan, pasti kami mengambil langkah selanjutnya melapor ke polisi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua ITS-TRC Samarinda, Joko Iswanto juga menyampaikan belasungkawanya kepada dua korban relawan yang meninggal dunia.
“Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya dua rekan relawan kami. Haikal dari Anggana, Kukar dan Efni Nuryanto dari Relawan Cendana Samarinda. Keduanya gugur saat menjalankan tugas membantu korban kebakaran di wilayah masing-masing. Semoga pengabdian kedua rekan kami yang gugur menjadi amalan pahala,” ujarnya.
Menurut Joko Iswanto, pihaknya selalu mengingatkan seluruh relawan untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam menjalankan tugas.
“Tentunya banyak hal yang bisa membuat jatuhnya korban jiwa. Namun selalu kami ingatkan berulang kali, safety diri sebelum menolong korban, ” ujarnya.
Berikut imbauan dari Ketua ITS-TRC Samarinda kepada seluruh relawan :
1. Tidak terburu-buru, namun segera menuju ke lokasi kebakaran dengan menggunakan perlengkapan keselamatan.
2. Setiba di lokasi kebakaran, pastikan lokasi aman, sebelum melakukan tindakan penyemprotan. Baik itu warga, listrik dan benda atau hal lain yang bisa membahayakan diri relawan.
3. Jangan memaksakan diri jika penyemprotan justru membahayakan.
4. Pastikan tidak ada bangunan yang rentan rubuh saat melakukan penyemprotan di bawahnya.
5. Kembali dengan selamat, karena keluarga menunggu di rumah. (End/Par)