Erau Kukar 2024, Pelestarian Budaya di Tengah Tahun Politik

Erau, salah satu festival budaya terbesar di Kutai Kartanegara, yang bertujuan melestarikan seni dan budaya lokal, sekaligus memperkuat nilai-nilai kearifan lokal. (Ft: istimewa)

UpdateIKN.com, Kukar  – Erau 2024 akan digelar dengan meriah, meski di tengah tahun politik yang penuh tantangan. Erau adalah salah satu festival budaya terbesar di Kutai Kartanegara (Kukar), yang bertujuan melestarikan seni dan budaya lokal, sekaligus memperkuat nilai-nilai kearifan lokal.

Pada perayaan tahun ini, M. Agus Syarifudin, yang telah menjadi panitia selama tiga tahun berturut-turut, menegaskan bahwa ada perbedaan besar setiap tahunnya dalam pelaksanaan Erau, terutama setelah pandemi COVID-19 berakhir.

“Pada 2022, kita masih berada dalam bayang-bayang COVID-19, sehingga penyelenggaraan Erau tidak sebesar biasanya. Namun, tetap dilaksanakan dalam lingkup lokal di Kukar. Tahun 2023, situasinya berbeda, festival bisa berjalan dengan sangat meriah, dan 2024 ini kami pastikan akan lebih besar lagi meskipun berada di tengah tahun politik,” ujarnya, Kamis (19/9/2024).

Festival yang berlangsung dari 21-29 September 2024 ini memiliki dua acara utama, yaitu acara sakral dan seremonial. Pembukaan resmi akan dilaksanakan dua hari lagi, yang diikuti oleh berbagai kegiatan seperti pameran dan pentas seni budaya.

“Dua hari lagi, Insya Allah, kita akan melaksanakan pembukaan. Selain itu, akan ada pameran yang digelar di Lapangan Parkir Rondodemang, Tenggarong, serta pentas seni budaya sepanjang Erau berlangsung,” terang M. Agus.

Tak ketinggalan, permainan tradisional juga akan menjadi bagian dari acara ini, menambah semarak dan kekayaan budaya yang ditampilkan.

Agus menekankan, kegiatan Erau tahun ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memajukan kebudayaan, apalagi dengan ditetapkannya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Pelestarian budaya Kutai Kartanegara tidak hanya berhenti di kegiatan Erau. Dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian tradisi Kesultanan Ing Martadipura, pemerintah daerah berperan aktif dalam mendukung kegiatan budaya tersebut.

“Perda ini memberikan konsekuensi yang jelas, bahwa Pemda harus bersinergi untuk memajukan kebudayaan, tidak hanya di Kukar, tetapi juga di kabupaten lain seperti Paser dan Berau yang masih menjaga tradisi adat mereka,” terang Agus.

Dengan sejarah panjang dan berbagai objek wisata budaya yang dimiliki, Kukar adalah pusat pelestarian kebudayaan di Kalimantan Timur. Agus berharap festival Erau tahun ini tidak hanya mampu melestarikan seni dan budaya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas budaya dan perekonomian lokal, terutama di era IKN.

“Tujuan utama Erau adalah melestarikan seni dan budaya Kutai Kartanegara. Selain itu, kami berharap acara ini bisa membawa dampak luas bagi komunitas budaya dan ekonomi lokal,” pungkasnya. (End/Par)

Iklan