Desember 2023, Inflasi Kaltim Jauh di Bawah Nasional

UpdateIKN.com, Samarinda – Inflasi yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) masih menjadi perhatian utama, terutama di sektor makanan, minuman dan tembakau.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, pada Desember 2023, inflasi Kaltim secara umum masih terkendali di level 3,46 persen atau berada dalam target inflasi nasional, dan jauh di bawah angka inflasi tahun sebelumnya, yakni 5,35 persen.
Dia menyebut, andil tertinggi dalam inflasi Kaltim pada 2023 berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kondisi ini terutama dipicu oleh naiknya harga cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, dan beras yang masih dipasok dari luar wilayah Kaltim. Faktor seperti perubahan iklim dan ketersediaan yang terbatas turut berkontribusi dalam tekanan harga komoditas tersebut.
Peningkatan ekonomi di Kaltim, lanjutnya, juga memainkan peran penting dalam meningkatkan permintaan akan bahan makanan yang rentan terhadap fluktuasi harga. Faktor-faktor seperti peningkatan jumlah penduduk, pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis Nasional (IKN), serta perkembangan sektor industri, transportasi, dan pergudangan turut mendorong kenaikan inflasi.
Dalam menjaga stabilitas inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalimantan Timur terus melakukan upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), serta Gerakan Pangan Murah (GPM).
“Operasi pasar yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim juga menjadi salah satu langkah untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok,” kata Budi Widihartanto.
Melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif), TPID Provinsi Kaltim berkomitmen untuk mengendalikan inflasi di masa mendatang.
“Diharapkan dengan inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dapat terjaga, menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” tutup Budi Widihartanto. (**/Par)