UpdateIKN.com, Samarinda  – Pada debat perdana calon Gubernur (Cagub) dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur yang berlangsung di Plenary Hall Sempaja, Samarinda, Rabu malam (23/10/2024), dua pasangan calon menyampaikan visi dan program mereka terkait persoalan rumah layak huni dan pengangguran di Kaltim.

Pasangan calon nomor urut 1, Isran-Hadi, dan pasangan calon nomor urut 2, Rudi Mas’ud-Seno, beradu gagasan dalam merumuskan solusi untuk masyarakat Kaltim yang masih menghadapi masalah kemiskinan dan pengangguran.

Isran Noor, calon Gubernur nomor urut 1, menyoroti bahwa salah satu penyebab utama kemiskinan di Kaltim adalah rendahnya kepemilikan rumah layak huni.

“Banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan di masyarakat Kaltim, salah satunya adalah kepemilikan rumah. Saat ini kami sudah membangun 500 unit rumah layak huni, bukan hanya dari anggaran pusat dan provinsi, tapi juga melibatkan dana CSR dari para pengusaha,” ujarnya.

Hadi Mulyadi, calon wakil gubernur pasangan Isran, menambahkan bahwa program rumah layak huni ini sudah berjalan dan perlu diteruskan.

“Kami tinggal melanjutkan dan menuntaskan program ini. Kuncinya adalah keberlanjutan, karena masih banyak warga yang belum memiliki rumah layak huni,” tegasnya.

Sementara itu, calon Gubernur nomor urut 2, Rudi Mas’ud, menyampaikan pandangannya bahwa masalah kepemilikan rumah tidak bisa lepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Kaltim.

“Bagaimana masyarakat mau punya rumah kalau SDM-nya rendah? Anggaran kita besar, tapi belum ada program yang mendorong peningkatan SDM dan fasilitas seperti kemudahan kredit KPR,” katanya.

Terkait isu pengangguran, calon wakil Gubernur nomor urut 2, Seno Aji, menyoroti tingginya angka pengangguran di Kaltim meski APBD besar. Ia berjanji akan mengatasi masalah ini melalui program pendidikan gratis (gratispol) untuk meningkatkan kualitas SDM.

“Dengan pendidikan gratis, kita bisa mencetak SDM unggul yang akan bersaing di dunia kerja. Selain itu, kami akan meningkatkan peran UMKM untuk menciptakan lapangan kerja baru,” jelasnya.

Seno juga menargetkan penurunan angka pengangguran di Kaltim menjadi di bawah 2 persen dalam lima tahun ke depan.

“Dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang diberikan kepada UMKM, pengangguran di Kaltim akan berkurang secara signifikan,” lanjutnya.

Namun, Hadi Mulyadi dari pasangan nomor urut 1 mengkritik program gratispol tersebut, menganggapnya terlalu menyederhanakan masalah pengangguran.

“Mengatasi pengangguran bukan hanya soal pendidikan gratis, tapi bagaimana kita memberikan lapangan kerja yang konkret dan berkelanjutan,” ungkap Hadi.

Isran Noor menegaskan bahwa angka pengangguran terbuka di Kaltim saat ini sudah berada di bawah rata-rata nasional.

“Tingkat pengangguran terbuka di Kaltim hanya 0,531 persen, jauh lebih rendah dari angka nasional. Setiap tahun kita berhasil menurunkan angka pengangguran sebesar 2,8 persen,” imbuh Isran. (End/Par)

Iklan