UpdateIKN.com, Samarinda – Tidak semua uang yang rusak harus berakhir di tempat sampah. Di tangan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur (Kaltim), uang lusuh justru berubah menjadi sumber energi listrik ramah lingkungan.
Langkah ini merupakan inovasi berkelanjutan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur, dalam mendukung kebijakan nasional menuju transisi energi bersih dan ekonomi hijau (green economy).
Akbar Samudra, Manajer Pengelolaan Uang Rupiah KPwBI Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa setiap uang kertas yang dinilai tidak layak edar, baik karena rusak, lusuh, sobek, atau kotor akan dikumpulkan dan diproses khusus sebelum akhirnya dimusnahkan.
“Kami tidak memusnahkan begitu saja. Setelah diracik menjadi limbah halus, uang itu kami kirim ke PLTU Teluk Balikpapan. Limbah racik uang bisa digunakan sebagai campuran bahan bakar batubara, mendukung penghematan energi,” ungkapnya ditemui usai menjadi narasumber di acara Talkshow bertajuk “Rupiah Keren: Menjelajahi Kisah Sejarah Uang Rupiah Bersama Quinn Salman”, di Samarinda Convention Hall, Jumat sore (7/11/2025).
Kata dia, langkah inovatif ini sudah berjalan sekitar satu tahun, dengan jumlah pengiriman sekitar 20 ton limbah racik uang per tahun. Program tersebut menjadi bagian dari ‘Green Tour Bank Indonesia’, upaya internal BI untuk menjaga keseimbangan antara fungsi ekonomi dan tanggung jawab lingkungan.
Selain aspek ramah lingkungan, kegiatan ini juga terkait erat dengan Clean Money Policy, kebijakan BI yang bertujuan menjaga kualitas uang rupiah yang beredar di masyarakat.
Uang yang sudah tidak layak edar harus segera diganti dengan uang baru, agar masyarakat tetap menggunakan uang yang bersih, layak, dan aman.
“Kalau uang yang rusak tidak segera dimusnahkan dan diganti, maka peredaran uang jadi tidak sehat. Jadi selain menjaga kepercayaan publik terhadap rupiah, kami juga berkontribusi menjaga lingkungan,” terang Akbar.
Program ini menjadi pembelajaran penting bahwa uang memiliki nilai lebih dari sekadar alat tukar. Setelah tidak lagi berfungsi di sirkulasi ekonomi, uang masih bisa memberi manfaat melalui energi alternatif.
Bank Indonesia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif:
1.Menukarkan uang rusak di kantor BI atau melalui perbankan resmi.
2.Tidak membuang uang lusuh sembarangan.
3.Mendukung kebijakan Clean Money Policy demi sirkulasi uang yang sehat dan ramah lingkungan.
Dengan pendekatan ini, BI Kaltim tidak hanya menjaga stabilitas keuangan, tetapi juga mewujudkan konsep circular economy, di mana setiap sumber daya, termasuk uang kertas bisa dimanfaatkan kembali secara berkelanjutan. (Putri/Par)






