UpdateIKN.com, Samarinda – Operasi pencarian di hari kedua atas seorang pelajar SD yang tenggelam di Sungai Mahakam di wilayah Sungai Kapih RT 06, Sambutan belum membuahkan hasil.
Dari pantauan UpdateIKN.com di sekitar lokasi kejadian, sejak Minggu pagi (11/2/2024), orang tua korban bersama kerabatnya masih berada di dermaga, tempat terakhir kali korban yang bernama Akbar (10) bersama empat temannya duduk-duduk sebelum berenang di sungai. Terlihat pula dua orang teman korban lainnya berada di lokasi kejadian.
Sementara itu, Tim SAR gabungan dan keluarga korban lainnya melakukan pencarian dengan menggunakan perahu, melakukan penyisiran.
Selain itu, banyak warga silih berganti mendatangi dermaga, untuk mengetahui informasi kejadian.
Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Effendi mengatakan, tim operasi pencarian di hari kedua ini dibagi menjadi dua. Yakni, tim pertama melaksanakan pencarian di sekitar lokasi kejadian. Tim kedua melakukan pencarian sejauh lima kilometer ke arah tenggara.
Dikatakannya, pada operasi pencarian korban ini Tim SAR gabungan memang tidak melakukan penyelaman, lantaran banyaknya binatang buas, yakni buaya di sekitar lokasi kejadian.
“Sejak kemarin memang tidak dilakukan penyelaman, karena banyak binatang buas, buaya. Sejak kemarin terlihat beberapa buaya dengan ukuran sekitar 1,5 sampai 2 meter di sekitar lokasi kejadian. Sehingga pencarian dilakukan dengan penyisiran, ” ujarnya, ditemui di lokasi kejadian, Minggu (11/2/2024).
Heri, Relawan Sungai Kapih menyebut, tidak sedikit anak-anak yang mandi dan berenang di lokasi kejadian. Namun, anak-anak tersebut bukan warga Sungai Kapih, melainkan anak-anak dari kampung lain.
“Dermaga ini untuk penyandaran kapal, sering juga anak-anak mandi. Tapi bukan anak-anak sini, ” katanya.
Pun dengan kabar mengenai banyaknya buaya di sekitar lokasi kejadian, Heri turut membenarkan. Dikatakannya, dulu sempat dipasang plang larangan berenang di lokasi kejadian, lantaran banyaknya buaya.
“Iya benar, di sini memang banyak buaya. Dulu sudah dipasang plang, dilarang mandi, berenang di sini, karena banyak buaya itu, ” ujarnya.
Bahkan kata Heri, kejadian anak tenggelam di lokasi kejadian bukanlah kali pertama. Karena setahun yang lalu kejadian serupa juga dialami seorang bocah. Bahkan tempat tersebut sempat ditutup.
“Ini sebenarnya dulu rumah dan sekarang sudah dibeli. Dulu sempat kejadian juga seperti ini dan sempat ditutup dan dipasang plang biasa. Saat itu sempat saya ingatkan jangan sampai kejadian lagi. Tapi ternyata ini kejadian juga, ” katanya.
Pasca kejadian tersebut, warga bersama RT setempat berencana akan memasang papan pengumuman larangan mandi dan berenang di lokasi kejadian, guna menghindari terjadinya peristiwa yang sama.
“Kita usahakan dari pihak RT bersama warga buat baliho peringatan ada buaya, dilarang mandi juga. Supaya tidak terulang, ” tutupnya.
Berita sebelumnya, Sabtu siang kemarin, Akbar bersama empat temannya bermain di sebuah dermaga di Sungai Kapih RT 06, Sambutan. Saat itu, Akbar mengajak teman-temannya mandi dan berenang di Sungai Mahakam. Tiga orang temannya ikut berenang, sementara seorang temannya yang lain hanya menunggu di dermaga.
Akbar saat itu sempat menyelam, lalu muncul ke permukaan. Kemudian dia menyelam lagi, namun setelah itu Akbar tak muncul lagi ke permukaan. Panik, teman-teman korban meminta pertolongan warga. (Ramadhani/Par)