Aksi Bunuh Diri di Samarinda Terulang, DPRD Soroti Krisis Kesehatan Mental dan Solusi Pencegahan

UpdateIKN.com, Samarinda – Warga Kota Samarinda kembali dikejutkan oleh kabar tragis. Seorang pria muda ditemukan tewas di lantai dasar Go Mall pada Kamis (7/8/2025), setelah diduga nekat melompat dari lantai tiga pusat perbelanjaan tersebut.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Samarinda dalam beberapa bulan terakhir, yang dilatarbelakangi berbagai faktor seperti masalah kesehatan mental, tekanan ekonomi, hingga persoalan pribadi.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menyampaikan keprihatinannya atas tren ini. Menurutnya, fenomena meningkatnya kasus bunuh diri bukan hanya menjadi persoalan lokal, melainkan juga masalah global yang mengkhawatirkan.
“Saya kira fenomena ini bukan hanya di Samarinda. Memang baru-baru ini meningkat di sini, tapi di Indonesia dan luar negeri seperti China dan Amerika, angka bunuh diri juga tinggi,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Puji menilai, perkembangan modernisasi dan digitalisasi yang pesat tidak selalu membawa dampak positif. Jika tidak diimbangi dengan penguatan nilai-nilai spiritual, moral, dan emosional, kemajuan tersebut justru dapat melemahkan daya tahan mental masyarakat.
Ia menegaskan, hilangnya kepercayaan terhadap Tuhan, serta minimnya pegangan spiritual sering kali membuat seseorang melihat bunuh diri sebagai jalan keluar dari tekanan hidup.
“Kalau seseorang tidak percaya Tuhan, dia mungkin menganggap bunuh diri sebagai solusi. Ini sangat disayangkan. Di Samarinda, jumlah warga dengan gangguan kesehatan jiwa juga meningkat,” katanya.
Untuk itu, Puji mendorong upaya pencegahan sejak dini, terutama di lingkungan pendidikan. Program seperti Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dinilai efektif untuk memberikan edukasi tentang kesehatan mental dan cara menghadapi tekanan hidup kepada para pelajar.
“Sosialisasi sudah dilakukan sejak SD, SMP, hingga SMA. Harapannya, anak muda bisa membangun ketahanan diri, agar tidak mudah terjerumus dalam keputusan yang fatal,” tandasnya.
Kasus bunuh diri di Samarinda kini menjadi alarm bagi pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk bersama-sama memperkuat perhatian terhadap kesehatan mental. Edukasi, dukungan emosional, dan pendampingan spiritual diyakini dapat menjadi benteng utama dalam mencegah tragedi serupa di masa depan. (Melani/ADV/DPRD Samarinda)